Tarian Khas Yogyakarta Beserta Filosofinya, Penting untuk Edukasi Si Kecil! – Yogyakarta tidak hanya terkenal sebagai kota pelajar. Kota ini juga sangat terkenal dengan tarian khas Yogyakarta.
Sudah sejak dulu, Yogyakarta menjadi salah satu pusat budaya dan kesenian yang ada di Pulau Jawa.
Hal ini terbukti dari beragam kekayaan kesenian dan budayanya, seperti tarian yang hingga saat ini masih terlihat jelas dalam kehidupan keseharian masyarakat Yogyakarta.
Tarian-tarian ini kerap ditampilkan dalam berbagai acara.
Anda penasaran apa saja tarian khas Yogyakarta? Yuk, simak deretannya di bawah ini!
Tarian Khas Yogyakarta Beserta Filosofinya, Penting untuk Edukasi Si Kecil!
Yogyakarta punya banyak tarian khas. Kekayaan budaya ini jadi daya pikat pariwisata.
Setiap tarian punya gerakan khas, makna dan filosofi tersendiri, lho! Berikut deretan tarian khas Yogyakarta dan maknanya:
1. Tari Serimpi
Tarian khas Yogyakarta yang pertama adalah tari Serimpi.
Konon, pada zaman dahulu tarian ini dipercaya membuat para penontonnya seolah sedang berada di alam mimpi.
Selain itu, suasana tari Serimpi cukup mistis karena Anda akan melihat taburan bunga yang sengaja ditaburkan di lantai sebagai pelengkap penampilan penari.
Tari Serimpi biasanya diperagakan 4 orang penari, untuk mewakili sebuah mimpi yang merupakan arti dari tarian serimpi itu sendiri.
Ciri khas dari tari serimpi adalah menggunakan kemben dan pada bagian pinggang diikatkan selendang.
Kemudian untuk tatanan rambutnya dirias bagaikan pengantin Jawa.
2. Tari Kumbang
Tarian khas Yogyakarta yang satu ini merupakan salah satu tarian yang cukup populer.
Sesuai dengan nama tariannya, tarian Kumbang terinspirasi dari kehidupan sepasang kumbang jantan dan betina yang sedang kejar-kejaran.
Keduanya terlihat sedang bermesra-mesraan dan terlihat sangat romantis.
Oleh karena itu, gerakan dalam tarian akan membuat penonton membayangkan bagaimana suasana yang sangat romantis tersebut.
3. Tari Srikandi Suradewati
Tarian Srikandi Surandewati merupakan salah satu tarian klasik gaya Jogjakarta.
Dalam pemetasannya dilakukan dengan berpasangan antara laki-laki dan perempuan.
Tarian tersebut berlatar belakang cerita Serat Mahabharata.
Sebuah tarian yang bercerita kisah peperangan antar para dewi yaitu Dewi Suradewati dan Dewi Srikandi.
Gerakan tarian khas Yogyakarta ini mengacu pada gerakan klasik ala Yogyakarta dengan konsep pewayangan.
Busana tarian ini mengenakan pakaian wayang orang dengan mahkota khas, rompi, kain sarung, dan selendang Jawa.
4. Tari Beksan Lawung Ageng
Tari beksan lawung ageng ini termasuk salah satu tarian khas Yogyakarta dengan jumlah penari cukup banyak.
Tarian ini mulai dikenal oleh masyarakat luas karena penciptanya yakni Sri Sultan Hamengku Buwono I sekitar era tahun 1755 sampai dengan tahun 1792.
Penarinya sendiri dipertunjukkan oleh kelompok yang beranggotakan 16 orang laki-laki.
Tarian Beksan Lawung Ageng menceritakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh para prajurit (abdi dalem) pada era Sri Sultan Hamengku Buwono I.
Pada era tersebut para prajurat selalu melakukan latihan rutin yang disebut watangan.
Watangan adalah suatu kegiatan yang menunjukkan adu ketangkasan dalam hal memacu kuda dan pemacunya membawa sebuah tongkat panjang.
Tongkat ini mempunyai fungsi utama untuk digunakan menjatuhkan semua lawan dalam medan pertempuran.
5. Tari Rara Ngigel
Tarian khas Yogyakarta selanjutnya adalah tari Rara Ngigel.
Tarian ini menceritakan tentang seorang gadis yang tumbuh menjadi dewasa.
Pada umumnya tarian ini diperagakan oleh wanita. Namun, tidak jarang juga tarian ini di tarikan bepasangan dengan pria.
Tarian Rara Ngigel menggabungkan dua kebudayaan yaitu, lemah lembut menjadi ciri khas tarian Jogja dan tegas yang menjadi ciri khas tarian Jawa Barat.
Kostum pada tarian ini menggunakan pakaian percampuran budaya Jawa dan China.
6. Tari Klana Raja
Tarian khas Yogyakarta yang satu ini diciptakan dan dikonsepkan oleh seorang seniman dan budayawan Soenartomo Tjondroradono.
Tarian ini terinspirasi dari cerita lakon Wayang Wong yang mana seorang raja sedang merasakan jatuh cinta pada seorang putri.
Gerakan tarian ini juga menggambarkan adegan pada cerita lakon tersebut.
Busana dan pakaian yang dikenakan oleh penari memiliki ciri khas seperti figur seorang raja yang mengenakan mahkota dan pakaian ala wayang orang.
Penari akan menampilkan sosok raja yang agung dan gagah. Musik yang mengiri tarian ini ialah irama gending khas Jawa.
7. Tari Golek Ayun-Ayun Yogyakarta
Tarian khas Yogyakarta ini biasanya ditampilkan untuk acara penyambutan tamu kehormatan serta acara-acara besar lainnya.
Tarian Golek Ayun-Ayun Yogyakarta menceritakan tentang perempuan yang sedang beranjak dewasa yang mana mereka sedang senang-senangnya mempercantik diri.
Tarian ini ditarikan setidaknya oleh 2 penari wanita yang cantik dan anggun, tapi terkadang bisa lebih.
Gerak lemah gemulai menjadi ciri tersendiri dalam tarian ini.
Hal itu terlihat dalam gerakan si penari yang seakan-akan sedang menyulam kain serta gerakan-gerakan lainya.
8. Tari Langen Asmoro
Tarian khas Yogyakarta yang juga sering di pertunjukan adalah Tari Langen Asmoro.
Tarian ini menceritakan tentang sebuah percintaan yang mana di dalamnya terdapat sepasang kekasih yang sedang jatuh cinta.
Sepasang kekasih tersebut saling memadu kasih, bermesra-mesraan dan bahagia bersama.
Salah satu keunikan dari tarian Langen Asmoro yaitu tidak adanya konflik dalam cerita yang dihadirkan.
Biasanya tarian ini dipertunjukkan untuk acara-acara pernikahan dan acara resmi lainnya.
Arti ditampilkan tarian Langen Asmoro dalam acara pernikahan, yaitu agar menjadi contoh untuk para pengantin agar menjadi pasangan yang terus bahagia tanpa konflik.
Itu dia deretan tarian khas Yogyakarta. Semoga informasi di atas bermanfaat dan membuat kita semakin mengerti ragam kesenian tari yang patut dilestarikan.