6 Dampak Trauma Bagi Kesehatan Mental Kamu

6 Dampak Trauma Bagi Kesehatan Mental Kamu

6 Dampak Trauma Bagi Kesehatan Mental Kamu – Trauma merupakan salah satu dari beberapa jenis kejadian yang terjadi pada salah satu orang yang sangat mengerikan dan juga tidak dapat di lupakan seumur hidup manusia yang telah mengalami trauma besar.

Seseorang bisa mengalami dampak trauma dalam waktu singkat atau berkepanjangan. Hal itu tergantung kejadian apa yang pernah menimpanya. Berapa lama waktunya, efek samping terhadap kesehatan mental tentu kurang baik.

Oleh karena itu, ketika seseorang mengalami trauma, segera cari langkah untuk mengatasinya. Jika dibiarkan terus-menerus, bukan tidak mungkin justru akan merusak kehidupan di masa depan.

Kenali lebih lanjut mengenai efek trauma bagi kesehatan mental dengan membaca penjelasan di bawah ini. Dengan begitu, kamu bisa menjaga kesehatan mental dengan lebih baik. Inilah beberapa dampak trauma yang harus kamu pahami:

1. Sulit Mengontrol Emosi

Trauma yang berkepanjangan hingga dewasa bisa menimbulkan dampak hyperarousal. Dampak ini membuat penderitanya kesulitan dalam mengontrol emosi dengan baik.

Hyperarousal ditandai dengan kewaspadaan yang berlebihan. Dengan begitu, akan cenderung bereaksi secara spontan tanpa berpikir terlebih dahulu. Selain itu, bisa membuatnya sering lari dari tanggung jawab.

Sikap waspada memang terkadang diperlukan. Namun, berbeda halnya pada orang yang mengalami trauma. Sebab, hal netral seringkali dianggap sebagai ancaman, sehingga menimbulkan reaksi berlebihan.

2. Sulit Menjalin Hubungan dengan Orang Lain

Sikap kewaspadaan yang berlebihan juga berdampak pada hubungan dengan orang lain. Apalagi jika trauma yang dialaminya, karena selalu gagal berhubungan, baik pertemanan atau percintaan.

Dengan begitu, orang tersebut akan selalu memiliki pemikiran, bahwa orang-orang terdekat tidak benar-benar tulus padanya. Jika pemikiran ini berkelanjutan, maka bisa menjadi orang yang anti sosial.

3. Sulit Berkonsentrasi

Orang yang mengalami trauma akan cenderung mengingat kejadian-kejadian yang pernah dialaminya. Dengan begitu, fokusnya untuk hal lain bisa teralihkan, bahkan akan kesulitan dalam menerima pelajaran.

Cukup disayangkan, karena untuk menunjang perkembangan otak, seseorang membutuhkan konsentrasi dan rasa aman. Peran keluarga dan orang-orang di sekitarnya sangat penting dalam hal ini.

Dengan begitu, keluarga bisa membantu menyembuhkan kesehatan mentalnya yang terganggu akibat efek trauma secara perlahan. Jika tidak bisa menanganinya sendiri, maka bisa dengan bantuan psikolog.

4. Memiliki Rasa Takut Berlebihan

Dampak ini biasanya jika seseorang mengalami trauma dari kejadian yang membuatnya takut. Selain itu, bisa juga karena perilaku orang tua yang kasar dan selalu memberikan hukuman karena hal sepele.

Akhirnya, timbul rasa takut berlebihan dan bisa terus berlanjut sampai dewasa. Rasa takutnya juga berdampak pada hubungan dengan orang lain. Penderita trauma selalu berpikiran bahwa semua orang membuatnya takut.

5. Berubah Menjadi Pemurung

Seseorang yang mengalami trauma akan lebih pemurung dan pendiam daripada orang lain. Wajahnya selalu diliputi dengan kesedihan dan tidak mau menceritakannya kepada orang lain.

Penderita trauma juga enggan jika orang lain mendekat, padahal jika sendiri pun akan mudah menangis.Kemungkinan karena mengingat kejadian yang membuatnya trauma atau tanpa alasan yang jelas.

Selain murung dan mudah menangis, penderita trauma juga akan mengalami gangguan tidur dan makan. Jadi, bukan hanya kesehatan mental yang terganggu, melainkan juga pada fisiknya.

6. Melakukan Tindak Kekerasan

Tindakan ini biasanya karena trauma akibat kekerasan, sehingga akan terdorong untuk melakukannya pada orang lain. Dampak ini sangat fatal dan harus segera ditangani lebih lanjut.

Sebab, bisa membahayakan nyawa orang-orang di sekitarnya. Seseorang yang sudah mengalami depresi tinggi, sering kali tidak dapat berpikir jernih. Apakah perbuatannya itu termasuk sikap baik atau buruk.

Jadi, kemungkinan tidak akan segan-segan menyakiti orang lain, terutama pada orang yang membuatnya trauma. Orang tersebut juga bisa kehilangan akal sehatnya dalam jangka waktu lama.

Demikianlah, pembahasan mengenai dampak trauma bagi kesehatan mental. Penderita trauma akan mudah mengalami stres dan depresi, sehingga mudah memengaruhi kesehatan mental.

Jadi, jika memang kamu memiliki trauma tertentu terhadap sesuatu, maka segera tangani trauma tersebut dengan berkonsultasi ke psikiater atau psikolog. Dengan begitu, trauma yang kamu miliki tidak berubah menjadi hal yang sangat merugikan kamu.

7. Bencana

Bencana alam meliputi angin topan, gempa bumi, tornado, kebakaran hutan, tsunami, dan banjir, serta peristiwa cuaca ekstrem seperti badai salju, kekeringan, panas ekstrem, dan badai angin. Bencana-bencana ini dapat menimbulkan trauma dalam diri seseorang.

8. Trauma Anak Usia Dini

Trauma anak usia dini umumnya mengacu pada pengalaman traumatis yang terjadi pada anak usia 0-6 tahun.

9. Kekerasan Pasangan Intim

Kekerasan Pasangan Intim (IPV), juga disebut sebagai kekerasan dalam rumah tangga, terjadi ketika seseorang dengan sengaja menyebabkan bahaya atau mengancam risiko bahaya terhadap pasangan atau pasangan masa lalu atau saat ini.

10. Trauma Medis

Stres traumatis medis pediatrik mengacu pada serangkaian respons psikologis dan fisiologis anak-anak dan keluarganya terhadap satu atau beberapa peristiwa medis.

11. Pelecehan Fisik

Pelecehan fisik terjadi ketika orang tua atau pengasuh melakukan tindakan yang mengakibatkan cedera fisik pada anak atau remaja.

12. Trauma Pengungsi

Banyak pengungsi, terutama anak-anak, mengalami trauma terkait perang atau penganiayaan yang dapat memengaruhi kesehatan mental dan fisik mereka lama setelah peristiwa tersebut terjadi.

13. Pelecehan seksual

Pelecehan seksual anak adalah setiap interaksi antara anak dan orang dewasa (atau anak lain) di mana anak digunakan untuk rangsangan seksual pelaku atau pengamat.

14. Perdagangan Seks

Perdagangan seks anak melibatkan pemberian atau penerimaan sesuatu yang berharga (uang, tempat tinggal, makanan, pakaian, obat-obatan, dll.) kepada siapa pun sebagai imbalan atas tindakan seks dengan seseorang yang berusia di bawah 18 tahun.

15. Terorisme dan Kekerasan

Keluarga dan anak-anak dapat sangat terpengaruh oleh kekerasan massal, aksi terorisme, atau trauma komunitas dalam bentuk penembakan, pengeboman, atau jenis serangan lainnya.

16. Kesedihan Traumatis

Meski kebanyakan anak mampu menyesuaikan diri dengan baik setelah kematian orang yang disayanginya, anak-anak lain mengalami kesulitan terus-menerus yang mengganggu kehidupan sehari-hari dan membuat mereka sulit mengingat kenangan positif tentang orang yang mereka cintai namun telah tiada.

Scroll to Top