Jadi Perwakilan ke UNESCO, Depok Sebut Ekosistem Sudah dari Hulu ke Hilir

Jadi Perwakilan ke UNESCO, Depok Sebut Ekosistem Sudah dari Hulu ke Hilir – Kota Depok percaya diri mewakili Indonesia di Jejaring Kota Kreatif UNESCO 2023. Pemkot Depok menyebut lelah memiliki ekosistem yang menunjang dari hulu hingga hilir.

Ajang Jejaring Kota Kreatif UNESCO atau UNESCO Creative City Network ( UCCN ) kembali dibuka. Kali ini Depok bersama Surakarta menjadi perwakilan Indonesia dalam ajang dunia tersebut.

Kota Depok mewakilkan Indonesia dalam kategori media arts atau senin media pada gelaran itu. Depok mengklaim sudah lama mengembangkan unsur seni media itu danĀ  bahkan sudah mengalir dari hulu ke hilir, yakni dari level pendidikan sekolah, universitas, hingga berbagai komunitas yang ada di Kota Depok.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Penelitian Pengembangan Daerah ( Bappeda ) Kota Depok, Dadang Wihana, menyebut bahwa potensi yang dimiliki Kota Depok dalam ajang itu adalah ekosistem startup, kesenian, hingga kurikum diberbagai tingkatan sekolah.

Keren juga ya karya karya Indonesia. Bagaimana menurut anda guys? Boleh jadi motifasi juga ya.. Beri komentar anda guys.. Biar dapat berita berita selanjutnya dari saya..

“Potensi yang kita miliki adalah sejumlah startup dari semua bidang. Startup kita itu baik tingkat lokal, nasional, bahkan yang sudah go internasional. Kita juga memiliki sanggar seni yang sudah go internasional yang memang secara desain sudah memenuhi unsur media arts, termasuk juga dari sisi kurikulum di sekolah, jadi dari hulu hingga hilir,” kata Dadang saat dihubungi detikTravel, Kamis (15/6/2023).

Ia mencontohkan bahwa terdapat sekolah di Depok yang telah jadi sekolah percontohan karena mengedepankan teknologi modern dan mengajarkan unsur media arts dalam pembelajarannya. Bahkan, sekolah ini disebut telah bekerja sama dengan berbagai pihak internasional.

“Kami memiliki sekolah contoh yakni sekolah madrasah technonatura, sekolah itu mengajarkan kurikulum media arts. Bahkan mereka sudah bekerja sama dengan lembaga internasional dan sebagian gurunya jadi mentor di Amerika. Bahkan, mereka jadi satu-satunya sekolah atau lembaga yang memiliki kewenangan seleksi robotik tingkat nasional yang akan dimajukan ke level dunia,” kata dia.

Ia juga mencontohkan bahwa di tingkat sekolah negeri terdapat juga SMPN 1 Kota Depok yang membuat seni budaya sebagai aspek unggulannya dan memadukannya dengan aspek media arts.

Sementara itu, di sektor pendidikan tinggi, ia menyebut banyaknya kampus di Depok membuat kolaborasi antara akademisi dan pemerintah jadi terjalin dengan mudah.

“Universitas Pembangunan Negara (UPN) saat ini bekerjasama dengan pemerintah kota Depok memanfaatkan media arts ini dalam sektor gastronomi. Pemerintah kota Depok bekerja sama dengan UPN dengan mengembangkan cloud kitchen. Di situ masuk unsur desainnya, unsur aplikasinya, unsur fotografi-nya, unsur gastronomi-nya,” katanya.

Dari sisi budaya, pihak pemerintah Kota Depok disebut telah bekerja sama dengan Universitas Indonesia untuk menggarap kawasan Depok Lama untuk jadi kawasan heritage.

Kemudian, di sisi komunitas, pemerintah mengedepankan ekosistem startup yang telah lama berkembang. Dadang menyebut bahwa pemerintah kota telah bekerja sama dengan Kode Creative Hub, yakni tempat pelatihan sekaligus inkubator untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan ide dan bisnis rintisan.

Dalam kaitannya dengan bidang media arts yang jadi fokus Depok di UCCN 2023, Dadang menjelaskan bahwa membangun startup juga memiliki berbagai unsur seni di dalamnya.

Ia juga mencontohkan bahwa di tingkat sekolah negeri terdapat juga SMPN 1 Kota Depok yang membuat seni budaya sebagai aspek unggulannya dan memadukannya dengan aspek media arts.

Sementara itu, di sektor pendidikan tinggi, ia menyebut banyaknya kampus di Depok membuat kolaborasi antara akademisi dan pemerintah jadi terjalin dengan mudah.

“Universitas Pembangunan Negara (UPN) saat ini bekerjasama dengan pemerintah kota Depok memanfaatkan media arts ini dalam sektor gastronomi. Pemerintah kota Depok bekerja sama dengan UPN dengan mengembangkan cloud kitchen. Di situ masuk unsur desainnya, unsur aplikasinya, unsur fotografi-nya, unsur gastronomi-nya,” katanya.

Dari sisi budaya, pihak pemerintah Kota Depok disebut telah bekerja sama dengan Universitas Indonesia untuk menggarap kawasan Depok Lama untuk jadi kawasan heritage.

Kemudian, di sisi komunitas, pemerintah mengedepankan ekosistem startup yang telah lama berkembang. Dadang menyebut bahwa pemerintah kota telah bekerja sama dengan Kode Creative Hub, yakni tempat pelatihan sekaligus inkubator untuk memfasilitasi masyarakat dalam mengembangkan ide dan bisnis rintisan.

Dalam kaitannya dengan bidang media arts yang jadi fokus Depok di UCCN 2023, Dadang menjelaskan bahwa membangun startup juga memiliki berbagai unsur seni di dalamnya.

Pemerintah Kota (Pemkot) Depok menjadi salah satu nominator jejaring kota kreatif UNESCO Creative City Network (UCCN) 2023.

Dalam nominator tersebut, Kota Depok bersaing dengan lima kabupaten/kota lainnya di Indonesia untuk menjadi dua terbaik melaju ke tingkat internasional.

Kepala Badan Perencanaan Pembangunan dan Penelitian Pengembangan Daerah (Bappeda) Kota Depok, Dadang Wihana mengatakan, atas arahan kebijakan Wali Kota Depok dengan melihat potensi yang dimiliki, Kota Depok mengajukan diri sebagai kota kreatif dengan sektor media arts, terutama aplikasi.

Pasalnya, potensi ekonomi kreatif (ekraf) bidang media arts sangat besar dibuktikan dengan lahirnya banyak startup dari Kota Depok.

“Lebih dari 150 startup ada di Depok mulai dari tingkat lokal, regional, nasional dan internasional,” katanya kepada berita.depok.go.id, Senin (29/05/23).

Dadang menjelaskan, dalam memajukan ekraf di Depok sudah dilakukan dari hulu ke hilir. Di hulunya, terdapat beberapa sekolah, di antaranya Madrasah Teknonatura yang sudah menerapkan kurikulum belajar abad 21 melalui pendekatan Project Base Learning.

“Lalu berkembang komunitas yang memproduksi banyak startup, seperti kode creative hub dan tersedianya sistem pendanaan untuk pengembangan usaha dari Fundex,” jelasnya.

Kemudian di hilirnya, lanjut Dadang, peran Pemkot Depok mendukung pengembangan ekraf dalam hal kebijakan. Salah satunya menyediakan wifi gratis di seluruh Rukun Warga (RW), melahirkan wirausaha baru (WUB) serta startup melalui program 5.000 WUB dan 1.000 Perempuan Pengusaha.

“Dampak ekraf khususnya media arts akan menjadi lokomotif bagi sub sektor ekraf lainnya, misalnya kuliner yang bisa dikembangkan pakai aplikasi,” ucapnya.

Untuk diketahui, Pemkot Depok sudah mengikuti proses seleksi dihadapan delapan juri nasional sebagai tindaklanjut hasil pengisian dossier di Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Jumat (26/05/23).

Selain Kota Depok, lima kabupaten/kota lainnya juga turut serta. Di antaranya, Kabupaten Ponorogo, Kota Bitung, Kabupaten Bantul, Kota Surakarta, dan Kota Salatiga. (JD 05/ED02/EUD 04)

Scroll to Top