Coca-cola Memperkenalkan Teknologi Assp yang Mengurangi Penggunaan Plastik Hingga Lebih dari 40%

Coca-cola Memperkenalkan Teknologi Assp yang Mengurangi Penggunaan Plastik Hingga Lebih dari 40% – Sistem Coca-cola baru baru ini meluncurkan lini produksi terbarunya di Indonesia yang dinamakan botol Affordable small sparkling package . Perkembangan teknologi yang bekerja sama dengan KHS gmbh jerman memungkinkan Coca- Cola memproduksi botol plastik berkualitas tinggi dan lebih ringan yang merupakan jenis pertama di Indonesia. Teknologi ini mengurangi pengguna plastik hingga lebih dari 40% atau lebih dari 800 ton per tahunnya di Indonesia.

Visi pengemasan berkelanjutan Coca-Cola terdiri dari dua bagian, dimana bagian yang pertama adalah dengan konsumen. Para konsumen menyatakan kepada kami bahwa mereka menginginkan kemasan yang mudah dibawa bawa, dapat di tutup kembali, ringan dan tahan bantiung sesuai dengan gaya hidup modern mereka. Bagian kedua dari visi itu adalah dari berkelanjutan. Kami hanya menggunakan bahan plastik sesuai dengan yang dibutuhkan dan kami terus berusaha mendorong batas teknologi hingga dapat mengurangi jumlah plastik yang kami gunakan. Tujuannya adalah mencegah terciptanya limbah yang berlebihan namun tetap memberikan produk produk berkualitas tinggi dan aman.

“Kami secara aktif bekerja di seluruh bagian sistem Coca-Cola untuk menciptakan solusi yang bertujuan untuk mencegah pembuatan limbah yang berlebih, yang disebabkan oleh kemasan produk kami,” ujar Bapak Triyono Prijosoesilo, Public Affairs & Communications Director Coca-Cola Indonesia.

“Bagi kami, pencegahan limbah bukan sekedar mengurangi bahan-bahan kemasan. Kami juga ingin focus bagaimana mengoptimalkan efisiensi kemasan; meningkatkan penggunaan bahan-bahan terkini; mengumpulkan kembali kemasan untuk digunakan kembali; dan meningkatkan penggunaan bahan daur ulang. Visi jangka panjang Coca-Cola dalam kemasan berkelanjutan (Sustainable Packaging) adalah untuk mempengaruhi skala dan sumber daya kami secara signifikan untuk berkontribusi secara nyata pada “ekonomi melingkar (circular economy)”, yang berarti bahwa bahanbahan yang digunakan dan didaur-ulang secara terus-menerus membangun ulang modal alam dan sosial,” ia tambahkan.

Lini produksi senilai USD 30 juta di pabrik Cikedokan, Jawa Barat, merupakan salah satu upaya CocaCola untuk memberi nilai tambah kepada lingkungan alam, sekaligus kepada keberlanjutan bisnis. Coca-Cola merupakan perusahaan pertama yang menggunakan teknologi ASSP untuk minuman soda berkarbonasi dan akan memproduksi botol plastik berkualitas tinggi dan lebih ringan yang merupakan jenis pertama di ASEAN. Indonesia merupakan pasar kedua di dunia, setelah India, di mana Coca-Cola memperkenalkan teknologi ini. Dibangun di atas lahan seluas 10 ha, pabrik Cikedokan memiliki kapasitas untuk memproduksi ~188,000 botol per jam.

Coca-Cola berkomitmen untuk menciptakan perubahan yang positif bagi dunia dan bagi komunitaskomunitas di mana kami beroperasi. Menjaga lingkungan alam merupakan salah satu pilar komitmen keberlanjutan kami dan Coca-Cola berharap dapat menjadi bagian dari solusi terhadap tantangan lingkungan alam dunia. Teknologi ASSP merupakan salah satu cara Coca-Cola berkontribusi kepada tantangan pengelolaan limbah plastik tanpa mengorbankan integritas dan keamanan produk.

Limbah plastik merupakan tantangan besar bagi lingkungan alam yang membutuhkan komitmen dari setiap pemangku kepentingan yang terlibat. Kontribusi dari semua pihak yang terlibat penting dan setiap bentuk upaya yang dilakukan akan membantu. ASSP merupakan salah satu teknologi yang berkontribusi dengan cara mengurangi bahan plastik dalam memproduksi botol-botol PET. Dengan skala dan sumber daya yang ada, Cola-Cola berkomitmen untuk berkontribusi secara bermakna kepada ““ekonomi yang melingkar (circular economy)”, yang berarti bahan-bahan digunakan dan didaur ulang secara terus-menerus dapat membangun ulang modal alam dan sosial.

•Tentang The Coca-Cola Company.

The Coca-Cola Company (NYSE: KO) merupakan perusahaan minuman terbesar di dunia yang telah melayani konsumennya dengan lebih dari 500 merek minuman berkarbonasi dan non-karbonasi. Dipimpin oleh Coca-Cola, salah satu brand yang paling dihargai dan dikenal, portofolio perusahaan kami menampilkan merek-merek senilai 20 milyar dolar termasuk Diet Coke, Fanta, Sprite, Coca-Cola Zero, Vitaminwater, POWERADE, Minute Maid, Simply, Georgia, Dasani, FUZE TEA, dan Del Valle. Secara global, kami merupakan penyedia minuman berkarbonasi, kopi siap minum, dan minuman sari buah nomor satu. Melalui sistem distribusi minuman terbesar di dunia, konsumer di lebih dari 200 negara menikmati minuman kami dalam estimasi konsumsi 1,9 milyar kaleng/botol per harinya. Dengan komitmen yang kuat untuk membangun komunitas yang berkelanjutan, perusahaan kami fokus terhadap inisiatif untuk mengurangi limbah yang merusak lingkungan, mendukung gaya hidup aktif yang sehat, menciptakan lingkungan kerja yang aman dan bersahaja dengan para mitra kami, serta memperkuat pembangunan ekonomi bagi masyarakat di seputar daerah operasional kami. Bersama dengan mitra pengemasan kami; kami termasuk dalam sepuluh besar perusahaan swasta di dunia di dunia dengan lebih dari 700,000 sistem asosiasi. Untuk informasi lebih lanjut, silahkan mengunjungi kanal Coca-Cola Journey di www.cocacolacompany.com, menjadi follower twitter @CocaColaCo di twitter.com/CocaColaCo, mengunjungi blog Coca-Cola Unbottled di www.cocacolablog.com atau temukan kami di LinkedIn di www.linkedin.com/company/the-coca-cola-company.

•Tentang Coca-Cola Indonesia.

Coca-Cola pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1927, dan diproduksi secara lokal untuk pertama kalinya di tahun 1932. Sejak tahun 1960-an, berbagai macam produk The Coca-Cola Company telah diperkenalkan pada pasar di Indonesia: Sprite di tahun 1961, Fanta di tahun 1973, Diet Coke di tahun 1986, Frestea di tahun 2002, Powerade Isotonik di tahun 2006, Coca-Cola Zero dan Minute Maid Pulpy di tahun 2008, Aquarius dan Minute Maid Nutriboost di tahun 2014, dan Minute Maid Pulpy Fruitbite di tahun 2014. Di tahun 2002, Coca-Cola pun mengakuisisi merek lokal air minum dalam kemasan, Ades. Kini, produk-produk Coca-Cola diproduksi di 10 pabrik kemas di Indonesia. Untuk informasi lebih lanjut

Scroll to Top