Waspada Hoaks Gunakan Teknologi Al, Simak Cara Mendekteksinya

Waspada Hoaks Gunakan Teknologi Al, Simak Cara Mendekteksinya – Pengamat dan Praktisi Digital Gerry Sutanto mengatakan, langkah pertama yang dilakukan untuk mengenali hoaks yang dibuat dengan teknologi Al adalah dengan tidak langsung mempercayai informasi yang didapat.

” Saya mulai dengan dari masing masing kita yang dapat berita jangan langsung percaya,” kata Ferry dalam Virtual Class. Waspada Hoak gunakan Al Makin sulit di kenali

Ferry melanjutkan, langkah selanjutnya adalah dengan sumber informasi yang didapat tersebut, hal ini untuk memastikan informasi berasal dari sumber yang kredibel atau tidak.

Setelah memastikan sumbernya, kita juga perlu melakukan verifikasi informasi yang didapat, dengan mencari artikel yang dimuat informasi dari media massa yang kredibel.

Menurut Ferry saat ini sebenarnya sudah ada teknologi untuk membuktikan hoaks yang dibuat teknologi Al. Namun perlu di keluarkan oleh instansi yang berwenang.

” Seperti di AS ada hoaks detektor, untuk masyarakat mesti lihat sumbernya dari mana sebelum di percaya,” ucapnya.

Harus Digunakan Dengan Bijak

Ferry mengungkapkan, teknologi AI bisa bermanfaat bagi kehidupan manusia dan juga bisa mencelakakan. Sebab itu kita harus mengunakannya dengan bijak.

“Teknologi itu bisa dipake ada yang membantu ada yang tidak membantu contoh nuklir, AI ada namanya Deep Faek memanipulasi media sehingga menirukan orang lain,” ungkapnya.

Dia menyebutkan salah satu dampak negatif teknologi AI yang sudah terjadi adalah foto ledakan besar di dekat Pentagon Amerika Serikat, foto palsu hasil penggunaan teknologi AI tersebut pun membuat pasa saham Amerika Serikat menurun.

“Di amerika pun banyak yang belum paham banyak yang percaya dengan AI, sehingga pasar sahamnya sampai jatuh,” imbuhnya.

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi. Bagaimana menurut anda? Ada ada saja ya guys.. Hehehe..

Saat ini popularias artificial intelligence (AI) atau kecerdasan buatan makin meningkat. AI telah banyak dimanfaatkan orang karena merupakan tools dan platform yang dapat diakses secara publik.

Kegunaan AI yang bermacam dan dapat digunakan dengan mudah menjadi salah satu daya tarik masyarakat menggunakan teknologi AI. Salah satu kemampuan AI yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah membuat rekayasa foto berdasarkan perintah yang diberikan ke AI.

Terdapat beberapa AI yang menyediakan layanan rekayasa foto, salah satunya adalah Midjourney. Hasil foto dari rekayasa Midjourney banyak diperbincangkan karena beredar luas di media sosial.

Misalnya, foto pemimpin umat Katolik, Paus Fransiskus yang terlihat bergaya dalam balutan jaket puffer mewah Balenciaga. Lalu, beredar pula foto mugshot mantan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump. Beberapa foto yang beredar tersebut setelah ditelusuri, ternyata merupakan hasil rekayasa dari teknologi AI.

Rekayasa foto yang tidak bertanggung jawab seperti itu dapat menimbulkan konflik karena dapat tersebar sebagai hoaks, misinformasi bahkan disinformasi di media sosial. Maka dari itu, penting untuk mengenali dan mendeteksi foto-foto buatan rekayasa AI agar tidak tertipu dengan mudah.

Cara Deteksi Foto Buatan AI

Berikut ini adalah langkah-langkah mendeteksi foto buatan rekayasa AI atau kecerdasan buatan:

Kesalahan Klasik Artificial Intelligence (AI)

Foto yang dihasilkan oleh AI, biasanya masih terdapat cela pada bagian-bagian mendetail foto. Maka dari itu perlu sekali untuk melihat lebih teliti detail dari sebuah foto.

Contoh: Pada foto yang beredar beberapa saat lalu tentang Paus Fransiskus yang mengenakan jaket puffer putih bermerek Balenciaga yang dikenal sebagai salah satu brand mewah. Dalam foto tersebut, jika diteliti secara seksama, terdapat detail yang kurang pada bagian jari tangannya yang seperti memegang gelas kopi.

Jenis Teks dan Tata Letak yang Tidak Konsisten

Foto yang dihasilkan oleh AI biasanya tidak konsisten dalam tata letak dan jenis font yang dipakai. Sebagai contoh, seperti foto Donald Trump, mantan presiden Amerika yang beredar beberapa saat yang lalu.

Menurut beberapa ahli, dilansir dari Reuters.com, Indikasi yang paling jelas bahwa ini adalah gambar yang dihasilkan oleh AI dilihat dari huruf dan angka yang tercetak di latar belakang. Terdapat huruf dan angka yang berada dalam satu kalimat yang tidak beraturan.

Cek Foto di Situs Pendeteksi Foto AI

Terdapat beberapa platform yang dapat digunakan untuk mendeteksi deepfake maupun foto hasil AI. salah satunya adalah Hugging Face.

Pahami Konteks Foto

Dilansir dari Reuters.com, menurut Dr. Andrew Chen yang merupakan seorang rekan peneliti Koi Tū The Centre for Informed Futures di The University of Auckland, Konteks eksternal dapat menjadi sama pentingnya dengan detail dalam gambar itu sendiri dalam memastikan keabsahan sebuah foto.

Memahami konteks foto dapat dilakukan dengan mempertanyakan apakah situasi yang digambarkan itu mungkin terjadi atau tidak. Karena, terdapat beberapa foto yang dihasilkan AI disebarkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab untuk menyerang tokoh tertentu seperti beberapa contoh yang disebutkan sebelumnya.

Oleh karenanya, memahami konteks secara detail dan menyeluruh, mulai dari menelusuri konteks di balik menyebarnya foto, konteks eksternal foto, dan lain sebagainya.

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Scroll to Top