9 Penyebab Sperma Tidak Keluar Saat Ejakulasi

9 Penyebab Sperma Tidak Keluar Saat Ejakulasi

9 Penyebab Sperma Tidak Keluar Saat Ejakulasi – Saat mengalami orgasme, seharusnya tubuh pria mengeluarkan air mani dan sperma. Namun, ada sebagian pria yang mengalami masalah ejakulasi sehingga menyebabkan sperma tidak keluar. Lantas, apa saja penyebabnya? Simak penjelasannya di bawah ini.

Ragam penyebab sperma tidak keluar saat orgasme

Dalam istilah medis, kondisi orgasme yang tidak diikuti keluarnya sperma disebut anejakulasi. Anejakulasi terjadi ketika Anda mencapai klimaks setelah berhubungan intim atau masturbasi, tetapi penis hanya mengeluarkan sedikit air mani atau tidak sama sekali. Ada beragam kondisi yang dapat menyebabkan air mani dan sperma tidak keluar, berikut ini penjelasan selengkapnya.

1. Ejakulasi tertunda

Laki-laki dengan masalah ejakulasi tertunda (delayed ejaculation) membutuhkan rangsangan yang lebih lama (biasanya lebih dari 30 menit) untuk mencapai klimaks dan mengeluarkan sperma.  Bahkan, beberapa pengidap ejakulasi tertunda tidak dapat berejakulasi sama sekali.

.Kondisi ini bisa disebabkan oleh penyakit tertentu, konsumsi obat-obatan, atau gangguan mental.  Kondisi ini mungkin hanya bersifat sementara. Namun, bukan tidak mungkin ejakulasi tertunda menjadi masalah kesehatan jangka panjang yang terjadi seumur hidup.

2. Ejakulasi retrograde

Ejakulasi retrograde terjadi jika air mani yang seharusnya keluar melalui penis ketika orgasme justru masuk ke dalam kandung kemih. Akibatnya, pria mungkin hanya mengeluarkan sedikit sperma atau tidak sama sekali.

Meskipun tidak berbahaya, kondisi ini bisa membuat pria tidak subur dan sulit punya keturunan.  Selain sperma tidak keluar, ejakulasi retrograde ditandai dengan warna urine lebih pucat dan agak kental karena mengandung air mani yang seharusnya keluar saat orgasme.

3. Operasi prostat

Bedah prostat dengan laser biasanya dilakukan untuk mengobati pembesaran prostat jinak atau benign prostatic hyperplasia (BPH).  Pembedahan laser ini membantu mengecilkan atau mengangkat jaringan berlebih pada prostat.

Dengan begitu, gangguan kandung kemih akibat pembesaran prostat dapat teratasi. Beberapa gangguan tersebut antara lain infeksi saluran kemih, sering buang air kecil, dan laju air kencing lambat. Sayangnya, efek samping dari prosedur ini bisa memicu orgasme kering. Kondisi ini terjadi saat tubuh tidak mampu mengeluarkan sperma ketika mencapai puncak kenikmatan seksual.

4. Hipogonadisme

Hipogonadismepada pria terjadi saat tubuh tidak menghasilkan cukup testosteron. Hormon ini merupakan kunci dari pertumbuhan dan kematangan organ reproduksi pada pria.

Gangguan pada organ reproduksi pria serta kurangnya kadar hormon testosteron dalam tubuh pria bisa saja memengaruhi produksi sperma normal. 

Akibatnya, air mani dan sperma mungkin tidak keluar saat ejakulasi. Anda pun memiliki peluang lebih tinggi untuk mengalami impotensi.

5. Penyumbatan saluran sperma

Penyumbatan bisa terjadi pada epididimis dan vas deferens dalam testis. Akibatnya, hal ini bisa mengganggu proses pengangkutan sperma untuk dikeluarkan melalui penis. Infeksi, prosedur steril pria (vasektomi), dan permasalahan pada prostat bisa menjadi penyebab saluran sperma tersumbat.

Penyumbatan saluran sperma bisa membuat volume ejakulasi berkurang di bawah 1,5 mililiter. Dalam beberapa kasus, kondisi ini bahkan tidak menunjukkan gejala yang pasti.

6. Gangguan saraf

Gangguan pada sistem saraf yang mengatur ejakulasi juga bisa membuat sperma tidak keluar. Hal ini bisa disebabkan oleh diabetes, multiple sclerosis, dan cedera tulang belakang. Kondisi-kondisi tersebut bisa memicu ejakulasi retrograde.

Ini karena kerusakan saraf membuat otot leher kandung kemih tidak mampu mengencang dan menutup dengan baik.  Akibatnya, air mani dan sperma yang seharusnya dikeluarkan lewat penis malah mengalir masuk ke dalam kandung kemih saat ejakulasi.

7. Efek samping obat-obatan

Penggunaan obat-obatan tertentu, misalnya tamsulosin untuk mengobati pembesaran prostat jinak, bisa menyebabkan volume sperma berkurang atau tidak keluar sama sekali. Penelitian telah menunjukkan obat golongan alpha-blocker menyebabkan penurunan volume ejakulasi hingga 30% pada kebanyakan orang yang memakainya. Jika Anda menggunakan obat ini untuk BPH atau kondisi lain, lebih baik konsultasikan dengan dokter guna mengetahui dampaknya pada kesuburan.

8. Kelainan genetik

Ejakulasi kering juga bisa terjadi karena tubuh Anda kurang memproduksi sperma. Hal ini lebih sering dipengaruhi kelainan genetik, salah satunya sindrom Klinefelter. Sindrom Klinefelter merupakan kondisi genetik yang terjadi ketika seorang anak laki-laki terlahir dengan salinan tambahan kromosom X. Pria yang mengidap sindrom ini biasanya memiliki testis berukuran lebih kecil dari biasanya. Produksi testosteron dalam tubuhnya pun lebih rendah dibandingkan dengan pria sehat.

9. Terlalu banyak ejakulasi

Sperma tidak keluar juga bisa disebabkan oleh faktor yang cukup ringan, seperti terlalu banyak ejakulasi saat berhubungan intim dengan pasangan. Ejakulasi yang terjadi berulang dalam waktu singkat dapat menghabiskan air mani dan sperma dalam tubuh Anda.

Akibatnya, ejakulasi berikutnya mungkin terasa kering. Jika mengalami kondisi ini, Anda sebenarnya tidak perlu khawatir. Pasalnya, ejakulasi normal biasanya bisa kembali lagi setelah beberapa jam istirahat.

10. Penyebab Keluarnya Cairan Lengket dari Penis Selain Sperma

Keluarnya cairan dari penis yang bertekstur lengket berwana bening, kekuningan, ataupun kehijau-hijauan bisa disebabkan oleh banyak faktor. Namun dalam banyak kasus, keluar cairan dari penis bisa jadi tanda dari masalah kesehatan serius.

Penyebab umum keluar cairan dari penis

Adanya partikel atau zat asing yang keluar dari penis (selain sperma) dalam banyak kasus merupakan tanda penyakit menular seksual atau infeksi lainnya. Jika Anda mengalami kondisi ini, segeralah berkonsultasi ke dokter untuk mendapatkan diagnosis akurat dan penanganan yang tepat sesuai dengan kebutuhan Anda. Berikut ini beberapa penyebab umum keluar cairan dari penis.

1. Gonore

Gonore atau kencing nanah adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri ini sering menyebar dari satu orang ke orang lain melalui hubungan seksual, termasuk seks oral, anal, dan vaginal. Sering berganti-ganti pasangan seksual serta tidak menggunakan kondom saat berhubungan seks meningkatkan risiko seseorang terkena penyakit ini.

Sebagian besar pria mungkin tidak akan menyadari gejala penyakit ini, karena dalam banyak kasus gonore memang tidak memunculkan gejala yang berarti. Gejala yang paling khas dari penyakit gonore adalah keluar cairan dari penis yang kental dan lengket berwarna krem, kuning, atau kehijau-hijauan seperti nanah disertai dengan rasa sakit luar biasa saat buang air kecil. Selain itu, beberapa gejala lain yang juga mungkin muncul seperti bengkak dan kemerahan pada bukaan penis, bengkak atau nyeri pada testis, serta jadi sering bolak-balik buang air kecil.

2. Klamidia

Klamidia adalah infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Chlamydia trachomatis. Penyakit ini hanya bisa ditularkan melalui cairan genital saja. Jadi, Anda tidak akan tertular penyakit ini dari dudukan toilet, handuk, peralatan makan, kolam renang, ciuman, dan pelukan.

Kebanyakan orang yang memiliki penyakit ini tidak menyadari bahwa dirinya mengidap klamidia. Pasalnya, gejala penyakit klamidia tidak selalu dikenal. Jika ada beberapa gejala muncul, biasanya Anda baru akan mengetahuinya setelah seminggu atau lebih dari masa penularan.

Ketika terdapat gejala, umumnya seorang pria mungkin akan mengeluarkan cairan bening atau keruh yang muncul di ujung penis. Selain itu, Anda juga mungkin merasakan sakit luar biasa saat buang air kecil, panas dan gatal di lubang penis, serta terjadinya pembengkakan di sekitar testis.

3. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit kelamin yang disebabkan oleh parasit Trichomonas vaginalis. Infeksi ini bisa menyerang pria dan wanita yang sering berganti-ganti pasangan, berhubungan seksual tanpa kondom, serta memiliki riwayat penyakit kelamin sebelumnya. Meski wanita lebih berisiko tinggi mengalami trikomoniasis, tak menutup kemungkinan bagi pria untuk mengidap penyakit ini pula.

Biasanya gejala trikomoniasis akan muncul dalam waktu satu bulan setelah terinfeksi. Meski begitu, kebanyakan orang yang mengidap penyakit ini tidak mengalami gejala apa pun. Ketika terjadi gejala, gejala yang muncul adalah sering buang air kecil dan umumnya disertai dengan rasa sakit, muncul cairan kental dan lengket dari penis, kemerahan, serta bengkak di ujung penis. Meskipun tidak fatal, penyakit ini dapat memicu beragam komplikasi serius, seperti ketidaksuburan dan tersumbatnya uretra (saluran kemih) pada pria.

Scroll to Top