9 Penyebab Keputihan Yang Wajib Diwaspadai

9 Penyebab Keputihan Yang Wajib Diwaspadai

9 Penyebab Keputihan Yang Wajib Diwaspadai – Apa itu Keputihan? Keputihan adalah cairan yang keluar dari alat genitalia yang bukan berupa darah.

Keadaan ini adalah masalah paling umum kedua yang terjadi pada perempuan setelah pendarahan uterus abnormal, sekaligus menjadi masalah kesehatan yang paling sering diabaikan

Setiap wanita pasti pernah mengalami keputihan di saat masa puber mereka telah habis, maupun setidaknya dalam seumur hidup pasti pernah mengalami hal ini sekali.

Selain itu juha Keputihan adalah cairan yang keluar dari alat genitalia yang bukan berupa darah. Keadaan ini adalah masalah paling umum kedua yang terjadi pada perempuan setelah pendarahan uterus abnormal, sekaligus menjadi masalah kesehatan yang paling sering diabaikan. 

Padahal, keputihan bisa terjadi karena adanya infeksi yang disebabkan oleh jamur dan bakteri (candidiasis vulvovaginal dan bacterial vaginosis atau BV). Maka dari itu, perlu diberi perhatian. Jadi, jika ditanya apakah keputihan berbahaya atau tidak, maka jawabannya adalah tergantung dari keputihan itu sendiri.

Berbagai penyebab keputihan

Keputihan adalah reaksi alami tubuh yang keluar secara berkala untuk membersihkan dan melindungi vagina. Keluarnya keputihan biasa dipengaruhi oleh siklus menstruasi Anda.

Pada ciri dan jumlah yang normal, keputihan sebenarnya tidak perlu dikhawatirkan.

Namun, keputihan vagina juga dapat terjadi sebagai gejala masalah kesehatan tertentu, dari yang ringan seperti infeksi hingga cukup serius seperti kanker. Maka itu, penting untuk mengenali setiap gejala keputihan yang dialami. Adapun berbagai penyebab keputihan yang bisa jadi tanda penyakit meliputi sebagai berikut.

1. Vaginosis bakterialis

Bacterial vaginosis (BV) atau infeksi bakteri adalah infeksi vagina yang paling umum jadi penyebab keputihan abnormal. Vaginosis bakterialis bisa terjadi akibat ketidakseimbangan antara bakteri baik dan jahat di dalam vagina. Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan ketidakseimbangan ini, tapi ada banyak faktor risiko yang bisa memicunya.

Faktor risiko tersebut di antaranya adalah perilaku seks yang tidak aman (tidak pakai kondom, dan sering gonta-ganti pasangan seks) dan kurangnya menjaga kebersihan vagina.

Keputihan yang merupakan gejala vaginosis bakterialis yakni keputihan berwarna abu, putih, atau hijau; berbau busuk; bahkan disertai vagina gatal. Jika keputihan Anda disertai vagina gatal, vaginosis bakterialis bisa jadi salah satu penyebab utamanya.

2. Infeksi jamur

Keputihan juga bisa terjadi karena infeksi jamur, terutama yang diakibatkan spesies Candida albicans. Vagina sebenarnya mengandung jamur yang tidak akan menyebabkan masalah dalam keadaan normal.

Namun, jika dibiarkan berkembang biak liar, jamur bisa menginfeksi dan menyebabkan munculnya keputihan yang tidak normal. Umumnya, keputihan karena infeksi jamur ditandai dengan gejala sebagai berikut, melansir dari Mayo Clinic.

  • Berupa cairan kental berwarna putih keruh seperti keju.
  • Keputihan yang terkadang lebih berair.

3. Klamidia

Klamidia trachomatis adalah infeksi bakteri penyebab keputihan abnormal yang menular lewat hubungan seks vaginal (vagina), oral (mulut), dan anal (anus).

Tidak semua orang dapat langsung menyadari mereka sudah terjangkit penyakit ini. Gejala yang muncul sering kali ringan dan hanya sesekali sehingga dianggap remeh atau keliru dianggap penyakit lain.

Meski begitu, gejala keputihan yang kerap muncul setelah 1—2 minggu terpapar infeksi, seperti keputihan berwarna kuning dan berbau tidak sedap yang terjadi terus-menerus.

4. Gonore (kencing nanah)

Gonore adalah jenis penyakit kelamin yang juga jadi penyebab keputihan tidak normal. Penyakit ini disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae. Bakteri gonore paling sering ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak seksual, termasuk hubungan oral, anal atau vaginal.

Pada wanita, gonore biasanya menginfeksi serviks atau leher rahim. Kemunculannya ditandai salah satunya dengan gejala keputihan yang jauh lebih banyak dari biasanya. Jika Anda berusia muda dan memiliki banyak pasangan seks atau penyakit menular seksual lain, Anda berisiko tinggi terkena gonore.

5. Trikomoniasis

Trikomoniasis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit yang masuk selama hubungan seks. Masa inkubasi dari mulai terpapar hingga terinfeksi diperkirakan sekitar 5 sampai 28 hari. Pada wanita, penyakit ini menjadi salah satu penyebab keputihan yang berbau busuk.

Selain itu, gejala trikomoniasis pada wanita termasuk keputihan berwarna abu-abu, kuning, atau hijau. Umumnya, orang-orang yang memiliki lebih dari satu pasangan seksual rentan terkena trikomoniasis. Terlebih jika tidak mempraktikkan seks aman, seperti tidak memakai kondom.

6. Penyakit radang panggul

Penyakit radang panggul terjadi ketika infeksi bakteri yang ditularkan lewat seks tanpa kondom menyebar dari vagina ke rahim, saluran tuba, atau ovarium. Ada banyak bakteri yang menyebabkan radang panggul, tapi yang paling sering adalah bakteri gonore dan klamidia. Di awal, radang panggul sering tidak menimbulkan gejala apa pun sehingga banyak orang yang tidak sadar sudah terinfeksi.

Namun pada wanita, penyakit radang panggul dapat menjadi penyebab keputihan keluar berlebihan dengan warna yang tak biasa dan berbau tak sedap. Jika Anda memiliki lebih dari satu pasangan seks dan sudah aktif secara seksual sebelum berusia 25 tahun, risiko untuk terkena penyakit ini cukup besar.

7. Radang leher rahim (servisitis)

Radang leher rahim atau servisitis adalah peradangan pada ujung bawah rahim dekat bukaan vagina. Kondisi ini sering kali disebabkan oleh infeksi menular seksual seperti klamidia, gonore, trikomoniasis, dan herpes kelamin. Tak hanya itu, alergi terhadap bahan kondom dan alat kontrasepsi lain juga bisa menyebabkan radang leher rahim.

Selain itu, pertumbuhan bakteri berlebih pada vagina juga bisa menyebabkan servisitis. Radang serviks tidak selalu menimbulkan gejala saat mulai menginfeksi. Namun pada sebagian besar orang, gejalanya terkadang cukup jelas.

Keputihan dengan warna abnormal dan jumlah yang banyak kerap menandai masalah kesehatan yang satu ini. Sama seperti penyakit lainnya, berhubungan seks tanpa kondom dengan banyak pasangan bisa meningkatkan risiko penyakit.

8. Vaginitis

Vaginitis adalah peradangan pada vagina yang disebabkan oleh infeksi. Peradangan juga bisa muncul akibat berkurangnya kadar estrogen setelah menopause dan beberapa kelainan kulit. Vaginitis merupakan kondisi penyebab keputihan yang berbau dan berwarna tidak normal dengan jumlah berlebihan yang disertai gatal.

9. Kanker serviks

Kanker serviks merupakan penyakit yang disebabkan oleh human papillomavirus (HPV). Kanker serviks termasuk penyakit serius yang bisa menyebabkan kematian. Namun sayang, gejala penyakit ini sulit dikenali di awal kemunculannya.

Gejala kanker serviks umumnya baru muncul ketika sel kanker sudah bertumbuh menembus lapisan atas jaringan serviks ke jaringan di bawahnya. Kondisi ini umumnya terjadi ketika sel prakanker tidak diobati dan terus berkembang.

Pada fase awal perkembangan penyakit, salah satu gejala yang muncul dan sering diabaikan adalah keputihan. Keputihan akibat kanker serviks biasanya berwarna putih atau bening dengan tekstur cair. Akan tetapi, tak jarang keputihan bisa berwarna cokelat atau disertai darah dengan bau yang busuk.

Selain keputihan, perdarahan di luar waktu haid atau setelah berhubungan seks juga menjadi salah satu ciri utama kanker serviks. Terkadang, perdarahan ini terlihat seperti keputihan yang berlumur darah dan kerap dianggap sebagai bercak. Jika hal ini terjadi, hampir bisa dipastikan bahwa salah satu penyebabnya bisa jadi kanker serviks.

Cara Mengatasi Keputihan

Jika Anda mengalami kondisi keputihan abnormal, penting untuk segera memeriksakan diri ke dokter agar mendapatkan pengobatan tepat sesuai penyebabnya.  Hal ini dikarenakan keputihan memiliki beragam penyebab yang mampu menimbulkan gangguan fertilitas,

Sehingga tidak boleh disepelekan begitu saja.  Kalau belum terlalu yakin apakah ciri keputihan yang dialami adalah abnormal, lakukan konsultasi dengan dokter kandungan di Siloam Hospitals terdekat di kota Anda dengan membuat janji temu terlebih dahulu secara online. 

Anda juga dapat membuat janji temu melalui aplikasi MySiloam atau dengan menghubungi call center di nomor 1-500-181.Jangan malu untuk menceritakan detail gejala keputihan yang Anda alami dan tak perlu takut apabila dokter melakukan pengambilan sampel cairan untuk pemeriksaan.

Tujuannya untuk mendapatkan diagnosis yang akurat dan memastikan apakah ada infeksi dan penyakit pada organ genitalia Anda. Itulah penjelasan dari pertanyaan apakah keputihan berbahaya atau tidak. Meskipun tergolong normal, keputihan bisa saja berbahaya apabila menunjukkan tanda-tanda abnormal seperti di atas. 

Scroll to Top