7 Pencapaian China di Bidang Sains

7 Pencapaian China di Bidang Sains – China telah membuat kemajuan pesat dalam bidang teknologi dan sains. Bahkan sejak zaman dahulu mereka sudah terkenal dengan penemuannya seperti pembuatan kertas, percetakan, kompas, dan bubuk mesiu.

Sepanjang sejarah, penemuan ini berkontribusi pada perkembangan ekonomi negara negara lain di Asia timur, Timur tengah dan eropa.

Saat ini banyak inovasi teknologi yang diciptakan oleh negara tirai bambu ini seperti mambangun waste to energy di shenzen. Hingga rencana peluncuran Chendu artificial moon yang dapat menerangi malam dan menggantikan lampu jalanan.

1. China bentuk ekosistem 5G buat mobil otonom

Perusahaan teknologi dari China, Huawei, bersama 18 produsen otomotif dan negara yang sama bakal membangun lingkungan untuk pergerakan mobil berteknologi 5G. Aliansi diharapkan mempercepat pendayagunaan 5G secara komersial khususnya pada industri otomotif.

2. Stasiun luar angkasa China selesai dibangun 2022

China akan memulai pembangunan stasiun luar angkasa pada 2021. Wakil Kepala Proyek Peluncuran Chang Zheng 5, China Aerospace Science and Technology Corporation Qu Yiguang mengatakan ISS atau Stasiun Luar Angkasa Internasional versi China itu dinamakan Tiangong atau Istana Surga.

China berencana untuk menyelesaikan stasiun luar angkasa pada 2022, setelah lebih dari 10 misi untuk konstruksi dan perakitan orbit.

Stasiun luar angkasa itu akan berbentuk seperti T, dengan modul inti, disebut Tianhe, di bagian tengah dan satu kapsul lab di kedua sisinya.

Secara keseluruhan, stasiun ini akan menawarkan ruang hidup hingga 5.650 kaki kubik (160 meter kubik) di tiga modul. Lebih sedikit dibanding ISS yang memiliki 13.696 kaki kubik (388 meter kubik) ruangan.

Tidak seperti stasiun luar angkasa China sebelumnya, yang membutuhkan air yang diluncurkan dari Bumi, air di stasiun luar angkasa baru akan diambil dari uap air yang dikeluarkan astronaut dan dari urine yang didaur ulang dan dimurnikan.

Stasiun luar angkasa ini juga akan membawa mesin yang dapat menghasilkan oksigen tambahan.

Stasiun luar angkasa China juga akan memiliki ruang untuk eksperimen sains di berbagai bidang mulai dari astronomi hingga fisika dasar hingga sains kehidupan, menggunakan lebih dari selusin rak eksperimen.

3. Kapal selam China Fendouzhe, capai laut terdalam Bumi

Kapal selam berawak baru China, Fendouzhe atau Striver, berhasil mencapai dasar Palung Mariana, palung laut terdalam bumi. Rekaman gambar dari kamera laut yang terpasang memperlihatkan kapal selam berwarna hijau dan putih bergerak turun ke dasar laut secara perlahan hingga akhirnya mendarat di dasar laut.

Fendouzhe adalah kapal selam untuk kepentingan penelitian. Kapal selam itu dirancang di China Ship Scientific Research Center di Wuxi, provinsi Jiangsu, anak perusahaan konglomerat pembuat kapal milik negara China State Shipbuilding Corp yang berspesialisasi dalam peralatan bawah air.

Fendouzhe memiliki panjang 7,9 meter ini memiliki berat 23,9 ton dan memiliki kecepatan di bawah air sekitar 1 knot.

Kapal selam itu dilengkapi dengan lengan robotik untuk mengumpulkan sampel biologis dan menjadi ‘mata’ untuk mengidentifikasi objek di sekitarnya.

Fendouzhe mulai dikembangkan pada 2016 oleh ilmuwan dan insinyur yang pernah menggarap kapal selam penelitian Jiaolong dan Shenhai Yongshi. Fendouzhe bertenaga listrik dan dapat beroperasi selama sekitar 10 jam di bawah air.

4. Pesawat China bawa batu ke Bumi

Misi Chang’e-5 China mengirimkan pesawat luar angkasa tak berawak untuk memungut 2 kilogram batuan dan debu di Bulan berhasil mendarat, Selasa (1/12).

Robot China ini akan mengumpulkan dua kilogram (4,5 pon) bahan permukaan di area yang sebelumnya belum dijelajahi yang dikenal sebagai Oceanus Procellarum – atau “Ocean of Storms” – yang terdiri dari dataran lava yang luas.

Mereka diharapkan mengumpulkan materi selama satu hari di bulan – setara dengan sekitar 14 hari Bumi.

Jika berhasil, China hanya akan menjadi negara ketiga yang mengambil sampel dari Bulan. Selain itu, misi ini juga jadi yang pertama membawa sampel Bulan kembali ke Bumi dalam 44 tahun terakhir.

Sebab, misi pengambilan batuan di Bulan sebelumnya dilakukan Amerika Serikat dan Uni Soviet pada 1960-an dan 1970-an.

Sampel itu akan dibawa ke Bumi dalam kapsul yang diprogram untuk mendarat di wilayah Mongolia Dalam, China utara pada awal Desember, menurut badan antariksa AS NASA.

5. China bangun teleskop raksasa pemburu alien

Ambisi China untuk menemukan alien dan misteri alam semesta lainnya seakan semakin besar. Tak cukup memiliki satu teleskop radio raksasa, kini China membangun lagi satu teleskop besar lainnya. Selain berukuran luar biasa besar, teleskop ini juga bisa digerakkan berputar dan menargetkan ke arah tertentu.

Saat ini, teleskop radio yang bisa digerakkan dengan ukuran paling besar di dunia ada di Virginia Barat, Amerika Serikat. Teleskop tersebut dikenal dengan Green Bank.

Sementara teleskop radio raksasa di China ini dinamai Xingjiang Qitai 110m Radio Telescope (QTT). Teleskop radio yang dapat diarahkan ini berlokasi di Kawasan Otonomi Xinjiang Uygir, sebelah barat laut China.

Diameter QTT berukuran 10 persen lebih lebar dari Green Bank. Ruang pengamatan QTT mencakup hingga 75 persen langit.

6. China akan kembangkan roket baru Long March 11A

China dikabarkan berencana untuk mengembangkan roket baru yang ditenagai oleh bahan bakar padat, Long March-11A.

Roket ini bakal punya daya angkut yang lebih besar daripada roket China yang ada saat ini, Long March-11. Roket pengangkut itu rencananya dirancang agar bisa meluncur di darat atau laut.

Jika digunakan untuk mengangkut satelit atau misi lainnya menggunakan roket ini, China akan mengenakan biaya US$10 ribu (sekitar Rp140 juta; kurs Rp 14.014,55) per kilogram.

China Aerospace Science and Technology Corporation memprediksi pekerjaan desain roket tersebut bakal selesai tahun ini. Sedangkan roket dijadwalkan untuk memulai penerbangan perdananya pada tahun 2022.

7. Chang’e 4 kembali bangun dari tidur panjang

Robot penjelajah (rover) Yutu dan misi Chang’e 4 milik Badan Antariksa China (CNSA) kembali terbangun untuk ketiga kalinya pada 3 Maret 2018 lalu. Mereka ditidurkan ketika sisi terjauh Bulan ada di situasi malam. Satu malam di bulan sama dengan 14 hari waktu Bumi. Pasalnya total siang-malam di Bulan sama dengan 29,5 hari di Bumi.

CNSA menyebut robot rover itu bekerja normal setelah berdiam cukup lama di dinginnya malam di bulan yang bisa mencapai minus 180 derajat. Suhu sedingin itu terjadi lantaran matahari tak menyinari sisi tersebut dalam jangka waktu lama. Sehingga, panel surya di kedua perangkat ini berada pada mode standby hingga siang di bulan menjelang.

Mereka kembali bekerja untuk menjepret penampakan di sisi terjauh Bulan. Robot penjelajah dalam misi Chang’e 4, Yutu 2 menjepret foto lanskap yang menunjukkan medan tempat robot penjelajah tersebut berada.

Scroll to Top