7 Dampak Kekerasan Pada Anak Yang Tidak Boleh Diabaikan – Anak – Anak biasanya sangat sering sekali membuat kesalahan yang di mana sangat membuat para orang tua merasa marah dan juga kesal serta berpengaruh untuk melakukan kekerasan serta sangat marah kepada anaknya.
Dampak kekerasan pada anak sering kali diabaikan, bahkan tak banyak yang menyadarinya. Padahal, anak korban kekerasan berisiko mengalami gangguan kesehatan fisik dan mental, hingga mengalami penurunan kualitas hidup.
Hingga kini kekerasan pada anak menjadi salah satu kasus yang memerlukan perhatian lebih. Kasus kekerasan terhadap anak masih sering ditemukan dalam berbagai bentuk, seperti penyiksaan, penelantaran, hingga kekerasan seksual. Mari ketahui beberapa jenis dan dampak kekerasan pada anak berkut ini.
Jenis- Jenis Kekerasan pada Anak
Jenis kekerasan pada anak tidak hanya berbentuk fisik maupun mental. Pasalnya, menelantarkan anak juga termasuk dalam kekerasan. Akan tetapi, hal ini sering kali tidak disadari oleh orang tua. Berikut adalah jenis-jenis kekerasan pada anak yang perlu diketahui.
1. Kekerasan Fisik
Kekerasan fisik merupakan jenis kekerasan pada anak yang paling sering terjadi. Tanpa disadari, terkadang orang tua menggunakan kekerasan dengan dalih untuk mendisiplinkan anak. Padahal, cara ini justru akan menyakitinya.
Sejumlah contoh kekerasan fisik pada anak adalah memukul, melemparkan benda keras, dan sebagainya. Dampak kekerasan fisik pada anak di antaranya luka fisik berupa luka terbuka ataupun lebam pada tubuh, serta memunculkan rasa trauma.
2. Kekerasan Emosional
Kekerasan emosional memang tidak melukai anak secara fisik, namun perilaku ini akan menyerang mental anak. Bentuk kekerasan emosional cukup beragam, seperti kekerasan verbal yang mencakup berteriak, mengancam, hingga mempermalukan anak.
Selain itu, jarang melakukan kontak fisik, seperti mengelus, memeluk, atau mencium anak juga termasuk dalam kekerasan emosional. Anak yang mengalami perlakukan ini cenderung kehilangan kepercayaan diri, menarik diri dari lingkungan, dan gelisah.
3. Kekerasan Seksual
Kekerasan seksual tidak hanya bisa dialami oleh orang dewasa saja. Bahkan, tak jarang kasus ini terjadi pada anak-anak di bawah umur. Perlu diketahui bahwa kekerasan seksual tidak selalu diartikan sebagai sentuhan.
Pasalnya, mengekspos anak pada konteks seksual atau menggunakan materi yang melecehkan juga termasuk dalam kekerasan seksual. Contoh lainnya adalah mengejek ukuran payudara anak di depan orang lain.
Hal yang seharusnya dilakukan orang tua untuk mencegah hal ini adalah mengenalkan anak seputar bagian-bagian tubuh yang bersifat privasi dan mengajarkan anak melindungi diri dari kekerasan seksual di luar rumah.
Selain itu, orang tua harus peka terhadap perubahan fisik pada anak yang menandakan adanya kekerasan seksual, seperti nyeri saat berjalan, permasalah pada organ intim, hingga kehamilan.
4. Penelantaran Anak
Jenis kekerasan pada anak berikutnya adalah penelantaran. Pada dasarnya, setiap orang tua wajib untuk memberikan kasih sayang dan perlindungan pada anak, termasuk memenuhi kebutuhannya baik fisik maupun emosional. Apabila kewajiban tersebut diabaikan, maka bisa dianggap sebagai bentuk penelantaran anak.
Dampak Kekerasan pada Anak
Pola asuh orang tua yang buruk, termasuk kekerasan pada anak, tentunya akan memengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya secara kognitif maupun emosional. Berikut adalah penjelasan lengkap mengenai dampak kekerasan pada anak.
1. Penurunan Fungsi Otak
Salah satu dampak kekerasan pada anak terhadap tumbuh kembang adalah penurunan fungsi otak. Ketika struktur dan perkembangan otak anak terganggu, mereka akan merasa kesulitan berkonsentrasi dan tidak bisa fokus pada materi di sekolah. Dalam jangka panjang, hal ini tentunya akan memengaruhi penurunan prestasi akademik anak. Dampak kekerasan pada anak usia dini ini bisa berlangsung hingga mereka dewasa dan memicu terjadinya demensia.
2. Kesulitan Mengendalikan Emosi
Kesulitan dalam mengendalikan emosi juga menjadi salah satu akibat kekerasan pada anak. Karena itu, mereka sering merasakan emosi secara berlebihan, misalnya menjadi lebih mudah marah dan sering merasa ketakutan tanpa penyebab.
Dampak kekerasan pada anak yang satu ini bisa dirasakan hingga anak beranjak dewasa dan memengaruhi perilaku sehari-harinya, bahkan memicu trust issue. Pada akhirnya, mereka akan sulit memaafkan orang lain ataupun diri sendiri dan tidak mampu berkegiatan secara optimal.
3. Enggan Bersosialisasi
Dampak kekerasan verbal maupun nonverbal (pukulan/tamparan) dapat menyebabkan anak tumbuh menjadi pribadi yang selalu was-was dan tidak bisa percaya kepada orang lain. Alhasil, ia menjadi kesulitan membangun hubungan atau berinteraksi dengan orang lain.
Anak korban kekerasan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial, hingga berujung pada rasa kesepian. Jika berlangsung secara terus-menerus, kondisi ini dapat menyebabkan kegagalan dalam membangun hubungan asmara dan keluarga di masa depan.
4. Mengalami Gangguan Kesehatan Tubuh
Dampak kekerasan pada anak yang dapat dilihat secara fisik adalah luka dan lebam akibat pukulan atau lemparan benda keras. Bahkan pada kasus yang berat, kekerasan pada anak dapat mengakibatkan kematian.
Selain itu, anak korban kekerasan cenderung mencari berbagai cara untuk mengalihkan pikiran. Tak jarang dari mereka memilih untuk mengonsumsi alkohol sebagai coping mechanism guna mengatasi rasa cemas. Selain itu, bentuk pelarian lain yang biasa dilakukan adalah dengan merokok dan penggunaan obat terlarang.
Padahal, konsumsi alkohol, merokok, hingga penggunaan obat terlarang dapat menimbulkan gangguan kesehatan bahkan kematian. Pasalnya, anak-anak cenderung sulit mengendalikan diri sehingga risiko mengalami kecanduan akan lebih tinggi.
Dampak berbahaya lainnya dari kekerasan pada anak juga dapat memunculkan keinginan untuk mengakhiri hidup, terutama jika tidak segera mendapatkan bantuan.
Sementara itu, beberapa masalah kesehatan tubuh yang bisa dialami oleh anak korban kekerasan adalah asma, diabetes pada anak, stroke, dan penyakit jantung koroner.
5. Mengalami Gangguan Mental
Dampak kekerasan terhadap anak pada aspek psikologis cukup mendalam. Adanya trauma yang berkepanjangan dapat berujung menjadi serangan panik hingga depresi. Hal ini juga bisa memicu timbulnya pikiran-pikiran serta perilaku negatif, seperti penyalahgunaan alkohol, narkoba, hingga penyimpangan seksual.
6. Terdorong Melakukan Kekerasan
Dampak kekerasan orang tua terhadap anak salah satunya bisa mendorong mereka untuk melakukan hal serupa di masa depan. Hal ini disebabkan karena anak cenderung tidak menyadari kekerasan yang diterimanya saat kecil merupakan bentuk tindakan yang salah.
Sehingga, ia menganggapnya sebagai hal yang wajar dan normal. Semakin beranjak dewasa, anak tumbuh dengan mencontoh apa yang orang tuanya lakukan dan memiliki kecenderungan untuk melakukan tindak kekerasan yang serupa kepada anaknya di kemudian hari.
Itulah informasi mengenai jenis-jenis dan dampak kekerasan pada anak. Tidak hanya bagi orang tua, hal ini juga penting dipahami oleh pasangan baru yang ingin mewujudkan kehidupan keluarga sehat dan harmonis.