60 Persen Guru di Indonesia Terbatas Kuasai Teknologi Informasi dan Komunikasi

60 Persen Guru di Indonesia Terbatas Kuasai Teknologi Informasi dan Komunikasi – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkapkan 60% guru di Tanah Air belum menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK). Padahal, Kemendikbud menyebut Indonesia sekarang membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul.

“Kira kira masih ada 60% guru yang penguasaan TIK masih terbatas. Dan ini tugas kita untuk belajar. Ini nyata sekali di pandemi Covid-19 banyak keluhan tentang kesenjangan kemampuan di antara guru, siswa dan orang tua yang beragam,” ujar Direktur Jendral Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, kemendikbud, Jumeri dalam acara Peluncuran BimTek pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) Tahun 2021, Kamis.

Diluar kompetensi guru, Jumeri mengatakan pendidikan daring di Indonesia masih mengalami sejumlah kesenjangan. Kesenjangan menyangkut konten di mana ketesediaan bahan ajaran bagi siswa di dunia maya begitu terbatas untuk bisa di akses.

“Kita masih butuh banyak konten. Untuk itu kreativitas guru-guru kita untuk membangun konten pembelajaran sangat penting,” ucap Jumeri.

Kemudian, kesenjangan akses terhadap jaringan internet. Menurut Jumeri, selama pandemi Covid-19 masalah ini cukup menyulitkan mereka yang terpaksa harus mengadakan pembelajaran secara daring. Padahal di tengah-tengah keterbatasan akses jaringan internet.

“Kemudian jaringan gap, masih ada keterbatasan komunikasi di negeri kita. Kemudian di antara teman sejawat jaringan aksesnya masih terbatas,” ucapnya.

Untuk itu, pihaknya mengaku melakukan sejumlah upaya guna memperkecil hal-hal tersebut. Soal kesenjangan penguasaan TIK, Kemendikbud menggagas PembaTIK, sebuah program untuk melatih kemampuan guru dengan dunia TIK.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim menargetkan 75 ribu guru dapat mengikuti Pelatihan Kompetensi Teknis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) atau PembanTIK tahun ini. Jika dibanding tahun sebelumnya, maka mengalami peningkatan lima ribu peserta.

“Pembatik telah menjadi salah satu program unggulan Pusat Data dan Teknologi Kemendikbud, diikuti oleh 70.300 guru di seluruh Indonesia pada tahun 2020 luar biasa. Dan tahun ini kami menargetkan 75.000 untuk mengikuti program bimbingan teknis,” ujar Nadiem dalam acara yang sama.

Nadiem menjabarkan, pelatihan ini merupakan usaha Kemendikbud untuk merespons tuntutan penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan. Apalagi tuntutan untuk menggelar pendidikan daring juga masih luas.

“Oleh karena itu kami terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru-guru tentang pemanfaatan teknologi, dengan menyelenggarakan Peningkatan Kompetensi TIK atau PembaTIK. Ini adalah program bimbingan teknis yang mengacu pada model kompetensi guru rancangan UNESCO, dengan memanfaatkan portal Rumah Belajar sebagai medianya,” katanya.

Menurut Nadiem, para guru yang mengikuti program PembaTIK 2021 akan melalui empat tingkatan level, yakni level 1 literasi TIK. level 2 implementasi TIK, level 3 kreasi TIK. Level 4 berbagi dan berkolaborasi menghasilkan materi pembelajaran.

“Selanjutnya peserta terbaik dan dipilih menjadi Sahabat Rumah Belajar dan akan mengikuti seleksi Duta Rumah Belajar mewakili provinsi di seluruh Indonesia,” tuturnya.

Guru yang memiliki kemampuan untuk memaksimalkan potensi diri dengan memanfaatkan TIK dalam pembelajaran, kata Nadiem merupakan salah satu kriteria terpenting Guru Penggerak. Para Guru Penggerak ini akan menjadi garda terdepan dalam upaya perbaikan kualitas pendidikan Indonesia.

“Kami yakin para peserta PembaTIK 2021 merupakan para tenaga pendidik terbaik Indonesia yang siap untuk menjadi jawaban untuk tantangan global di hadapan bangsa ini. Dan mencetak calon-calon pemimpin masa depan dengan Profil Pelajar Pancasila,” pungkasnya.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkap bahwa 60 persen guru di Tanah Air masih memiliki kemampuan terbatas dalam menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Padahal menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, Indonesia tengah membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul guna mencapai target pembangunan manusia pada 100 tahun negeri ini merdeka di tahun 2045 mendatang.

“Kira-kira masih ada 60 persen guru yang penguasaan TIK masih terbatas. Dan ini tugas kita untuk belajar. Ini nyata sekali di pandemi Covid-19 banyak keluhan tentang kesenjangan kemampuan di antara guru, siswa dan orang tua yang beragam,” ujar Jumeri dalam acara Peluncuran BimTek Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) Tahun 2021, Kamis (15/4/2021).

Selain kompetensi guru, kata Jumeri, pendidikan lewat daring di Indonesia saat ini juga masih mengalami sejumlah kesenjangan. Kesenjangan pertama adalah menyangkut konten di mana ketersediaan bahan ajaran bagi siswa di dunia maya begitu terbatas untuk bisa diakses.

“Kita masih butuh banyak konten. Untuk itu kreativitas guru-guru kita untuk membangun konten pembelajaran sangat penting,” ucap Jumeri.

Selanjutnya ada kesenjangan akses terhadap jaringan internet. Menurutnya, selama pandemi Covid-19 masalah ini cukup menyulitkan mereka yang terpaksa harus mengadakan pembelajaran secara daring. Padahal di tengah-tengah keterbatasan akses jaringan internet.

“Kemudian jaringan gap, masih ada keterbatasan komunikasi di negeri kita. Kemudian di antara teman sejawat jaringan aksesnya masih terbatas,” ucapnya.

Untuk itu pihaknya mengaku melakukan sejumlah upaya guna memperkecil hal-hal tersebut. Soal kesenjangan penguasaan TIK, Kemendikbud menggagas PembaTIK, sebuah program untuk melatih kemampuan guru dengan dunia TIK.

HomeNewsNasional

Kemendikbud Sebut 60 Persen Guru Masih Terbatas Menguasai Teknologi Informasi
Yopi MakdoriYopi Makdori

Diperbarui 15 Apr 2021, 20:32 WIB

Copy Link

57
Ilustrasi – Guru dan siswa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)
Perbesar
Ilustrasi – Guru dan siswa. (Foto: Liputan6.com/Muhamad Ridlo)

Liputan6.com, Jakarta – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) mengungkap bahwa 60 persen guru di Tanah Air masih memiliki kemampuan terbatas dalam menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK).

Padahal menurut Direktur Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah, Kemendikbud, Jumeri, Indonesia tengah membutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang unggul guna mencapai target pembangunan manusia pada 100 tahun negeri ini merdeka di tahun 2045 mendatang.
Enam+
02:53
Emak-Emak Protes Wisuda Anak Sekolah ke Nadiem, Cuti Idul Adha Nambah

“Kira-kira masih ada 60 persen guru yang penguasaan TIK masih terbatas. Dan ini tugas kita untuk belajar. Ini nyata sekali di pandemi Covid-19 banyak keluhan tentang kesenjangan kemampuan di antara guru, siswa dan orang tua yang beragam,” ujar Jumeri dalam acara Peluncuran BimTek Pembelajaran Berbasis TIK (Pembatik) Tahun 2021, Kamis (15/4/2021).

Selain kompetensi guru, kata Jumeri, pendidikan lewat daring di Indonesia saat ini juga masih mengalami sejumlah kesenjangan. Kesenjangan pertama adalah menyangkut konten di mana ketersediaan bahan ajaran bagi siswa di dunia maya begitu terbatas untuk bisa diakses.

“Kita masih butuh banyak konten. Untuk itu kreativitas guru-guru kita untuk membangun konten pembelajaran sangat penting,” ucap Jumeri.

Selanjutnya ada kesenjangan akses terhadap jaringan internet. Menurutnya, selama pandemi Covid-19 masalah ini cukup menyulitkan mereka yang terpaksa harus mengadakan pembelajaran secara daring. Padahal di tengah-tengah keterbatasan akses jaringan internet.

“Kemudian jaringan gap, masih ada keterbatasan komunikasi di negeri kita. Kemudian di antara teman sejawat jaringan aksesnya masih terbatas,” ucapnya.

Untuk itu pihaknya mengaku melakukan sejumlah upaya guna memperkecil hal-hal tersebut. Soal kesenjangan penguasaan TIK, Kemendikbud menggagas PembaTIK, sebuah program untuk melatih kemampuan guru dengan dunia TIK.
Saksikan video pilihan di bawah ini:
by Taboola
Sponsored Links
Harga listrik naik di Indonesia ! Panel Surya mungkin solusinyaInstalasi Panel Surya | Cari Iklan
Kamu berasal dari Dauh Puri? Lihatlah pilihan desain interior di siniDesain Interior | Cari Iklan
2 dari 2 halaman
Target 75 Ribu Guru Ikut Pelatihan Kompetensi

Sementara itu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim pada tahun ini menargetkan 75 ribu guru dapat mengikuti Pelatihan Kompetensi Teknis Teknologi Informasi Komunikasi (TIK) atau PembanTIK. Jika dibanding tahun sebelumnya, maka tahun ini mengalami peningkatan lima ribu peserta.

“Pembatik telah menjadi salah satu program unggulan Pusat Data dan Teknologi Kemendikbud, diikuti oleh 70.300 guru di seluruh Indonesia pada tahun 2020. Dan tahun ini kami menargetkan 75.000 untuk mengikuti program bimbingan teknis,” ujar Nadiem dalam acara yang sama.

Nadiem menjabarkan, pelatihan ini merupakan usaha Kemendikbud untuk merespons tuntutan penggunaan teknologi dalam dunia pendidikan. Apalagi tuntutan untuk menggelar pendidikan daring juga masih luas diminta masyarakat mengingat masih berlangsungnya pandemi Covid-19.

“Oleh karena itu kami terus berupaya meningkatkan pengetahuan dan kemampuan guru-guru tentang pemanfaatan teknologi, dengan menyelenggarakan Peningkatan Kompetensi TIK atau PembaTIK. Ini adalah program bimbingan teknis yang mengacu pada model kompetensi guru rancangan UNESCO, dengan memanfaatkan portal Rumah Belajar sebagai medianya,” katanya.

Scroll to Top