6 Miliarder yang Menolak Tua, Ciptakan Teknologi agar Tetap Awet Muda – Penuaan memang menjadi salah satu masalah yang tidak bisa hindari. Setiap manusia pasti mengalami penuaan, seiring dengan usia yang bertambah. Meski demikian, ada beberapa orang yang nampaknya menolak untuk tua.
Mereka berupaya keras agar tidak cepat mati karena usia yang terus bertambah. Mereka yakin bahwa usia tua bisa direkayasa. Jadi seiring waktu dan bertambahnya usia mereka justru tetap akan terlihat sehat dan muda.
Banyak cara yang mereka lakukan untuk mendapatkan keingingan tersebut. Ada yang berupaya melakukan oleh raga secara rutin, namun ada juga yang melakukannya dengan mengonsumsi obat obatan. Apapun caranya, mereka sangat berupaya agar tidak cepat cepat meninggal dunia. Nah, berikut ini daftar 6 orang kaya di dunia yang berupaya melawan usia, seperti dilansir dari Business Insider.
1. Sergey Brin
Rekan Larry Page yang juga sama-sama membangun Google, Sergey Brin ternyata juga terobsesi tidak mengalami penuaan. Dia bahkan mengaku pernah melakukan mutasi genetik agar tidak terkena penyakit Parkinson. Sergey Brin pun berinvestasi di Calico Labs.
2. Peter Thiel
Peter Thiel merupakan orang yang kaya berkat teknologi. Dia adalah salah satu pendiri PayPal dan Palantir Technologies. Seperti Sam Altman dia juga berinvestasi pada perusahaan yang ingin menemukan obat pencegah penuaan yang namanya adalah Unity Biotechnology.
Dia bahkan sudah menandatangani kesepakatan dengan Alcor Life Extension Foundation. Lembaga itu dikenal mengaplikasi teknologi Cryonics dimana orang-orang dibekukan untuk hidup abadi.
3. Larry Page
Larry Page, salah satu pendiri Google ternyata punya misi lain dalam hidupnya. Dia bahkan meminta Alphabet untuk membuat perusahaan baru yakni Calico Labs yang fokus pada pengembangan obat dan teknologi yang bisa menghindari penuaan. Saat ini Calico Labs telah bekerja sama dengan perusahaan biofama, AbbVie. Dalam kerjasama itu Larry Page menggelontorkan dana investasi yang sangat besar.
4. Sam Altman
Nama Sam Altman sangat dikenal oleh banyak orang belakangan ini. Pendiri perusahaan kecerdasan buatan atau Artificial Intelligence (AI) OpenAI itu diyakini masuk dalam daftar orang terkaya di dunia meski belum ada catatan resmi yang menasbihkannya.
Hanya saja OpenAI baru-baru ini dilaporkan telah memiliki nilai sebesar USD29 miliar atau setara Rp433,2 triliun. Bahkan Microsoft telah menanamkan dana sebesar USD10 miliar atau mencapai Rp149,4 triliun ke OpenAI. Jadi mana mungkin Sam Altman tidak ikut-ikutan kaya.
Disebutkan Business Insider Sam Altman justru termasuk orang kaya yang ingin mencegah terjadinya penuaan. Dia berinvestasi pada perusahaan Retro Biosciences senilai USD180 juta atau setara Rp2,6 triliun untuk menemukan obat pencegah penuaan.
Selain itu dia juga mencegah penuaan dengan rutin olahraga, tidur cukup, makan makanan sehat, dan minum metformin. Nah, metformin dia yakini sebagai obat yang manjur untuk mencegah penuaan.
5. Mark Zuckerberg
Mark Zuckerberg, pendiri Facebook dan juga pemilik grup perusahaan raksasa teknologi dunia, Meta, ternyata termasuk orang kaya di dunia yang berupaya mencegah penuaan dan kematian.
Dia bahkan membuat sebuah program pendanaan khusus yang dinamakan Breakthrough Prizes. Program itu dibuat untuk orang-orang yang berhasil memberikan jawaban hal-hal krusial di dunia.
Salah satunya adalah masalah kematian yang seharusnya bisa dicegah. Dia dan istrinya, Priscilla Chan bahkan menyiapkan dana sebesar USD3 juta atau mencapai Rp44,8 miliar yang bisa memberikan jawaban tersebut. Mark Zuckerberg dan Priscilla Chan sendiri yakin jika solusinya bisa ditemukan maka ke depannya akan sangat normal jika manusia bisa mencapai usia lebih dari 100 tahun.
6. Jeff Bezos
Jeff Bezos salah satu orang terkaya di dunia memiliki banyak perusahaan unik. Salah satunya adalah Altos Labs. Pimpinan perusahaan luar angkasa Blue Origin itu tertarik dengan upaya Altos Lab mencari resep umur panjang buat semua orang.
Selain menanamkan modal jutaan Dollar di Altos Labs, Jeff Bezos juga mengajak empat orang ilmuwan untuk mewujudkan mimpinya. Keempatnya adalah Juan Carlos Izpisua Belmonte, Manuel Serrano, Prof. Steve Horvath dan Shinya Yamanaka.
Bryan Johnson, seorang miliarder asal Amerika Serikat mengaku telah menghabiskan sekitar dua juta dolar AS atau setara dengan harga Rp29 miliar untuk menyabotase tubuhnya agar kembali muda. Dia mengikuti Project Blueprint untuk memenuhi targetnya.
Melansir The New York Post pada Kamis, 26 Januari 2023, Johnson menjalani pola makan vegan ketat sebanyak 1.997 kalori per hari dalam program itu. Ia juga rutin berolahraga elama satu jam dengan intensitas tinggi yang harus dilakukannya tiga kali seminggu. Kemudian, ia juga mengatur waktu tidur dengan durasi yang sama dalam setiap harinya.
“Apa yang saya lakukan mungkin terdengar ekstrem, tetapi saya mencoba membuktikan bahwa itu tidak menyakiti diri sendiri dan bahwa penuaan tidak dapat dihindari,” katanya.
Untuk mendukungnya dalam pprogram tersebut, Johnson memiliki tim yang terdiri dari 30 dokter dan ahli kesehatan regeneratif yang akan mengawasi protokol dari program tersebut. Tujuannya saat ini adalah memiliki jiwa yang berusia 37 tahun, kulit yang setara dengan orang berusia 28 tahun, serta paru-paru dan tingkat kebugaran seperti remaja berusia 18 tahun.
“Tujuannya adalah agar semua organ utamanya, berfungsi seperti di akhir masa remajanya,” tutur pria berumur 45 tahun tersebut.
Program tersebut harus dilakukan rutin setiap harinya dengan durasi dan waktu yang sama. Setiap pagi, Johnson mulai bangun pukul 05.00 waktu setempat dan mulai mengonsumsi banyak suplemen.
Rutinitas Johnson
Setelah mengonsumsi suplemen, dia kemudian berolahraga selama satu jam. Aktivitasnya dilanjutkan dengan minum jus hijau yang dicampur kreatin dan peptida kolagen. Berikutnya, dia menyikat dan membersihkan sela giginya dan berkumur dengan minyak teh hijau dan gel antioksidan.
Sebelum tidur, Johnson memakai kacamata untuk menghalangi cahaya biru selama dua jam. Dia juga terus memantau tanda-tanda vitalnya dan menjalani prosedur medis bulanan untuk mempertahankan hasilnya, termasuk pemeriksaan USG, MRI, kolonoskopi, dan tes darah.
Saat tidur, tubuh Johnson dihubungkan ke mesin yang menghitung jumlah ereksi malam hari. Ia juga rutin mengukur berat badan, indeks massa tubuh, lemak, kadar gula, dan variasi detak jantung.
“Saya merawat atlet dan sejumlah selebritas Hollywood, tapi tidak ada yang berusaha sekeras Bryan,” kata Jeff Toll, seorang internis yang merupakan bagian dari tim Johnson, mengatakan kepada Bloomberg News.
Sempat Ingin Bunuh Diri
Johnson mengatakan bahwa minatnya untuk mengejar awet muda dipicu oleh penurunan kesehatan mental dan fisiknya yang parah sebelum dia menjual Braintree ke eBay senilai 800 juta dolar AS secara tunai. Berkat itu, ia meraup kekayaan di usia 30an tahun.
Johnson menyebutkan bahwa berat badannya mulai naik dan menjadi obesitas karena akumulasi stres dan jam kerja yang panjang. Efek samping yang dialaminya adalah depresi dan hampir bunuh diri.
Oliver Zolman, kepala tim medis Johnsin menyebutkan bahwa tujuannya adalah untuk membuktikan bahwa manusia dapat mengurangi usia biologis masing-masing organ hingga 25 persen.
“Jika kita akhirnya dapat membuktikan secara klinis dan statistik bahwa Bryan telah membuat perubahan itu, itu akan berefek yang sangat besar yang bisa memungkinkan intervensi dan melampaui apa yang mungkin secara genetik,” ungkapnya.
Johnson saat ini memiliki perusahaan Kernel, yaitu produksi helm dengan teknologi neuroimaging. Harga helm dengan teknologi tinggi ini adalah Rp748 juta per unit yang dapat mengukur sinyal otak dan dampak meditasi serta intervensi farmasi pada nyeri kronis.
Project Blueprint
Melansir dari situs resmi Blueprint Bryan Johnson, program itu dibangun sebagai bentuk dari evolusi kecerdasan yang menghubungkan manusia, Arificial Intellegence (AI), dan biologi. Menurut Johnson, saat ini merupakan waktu yang tepat untuk bisa menjadi bagian dari masa depan dengan teknologi blueprint.
Musuh dari blueprint adalah entropi, yaitu penuaan dan deteriosasi. Menjalani proyek blueprint adalah upaya Johnson terhindar dari penuaan dan mempertahankan kemudaan abadi. “Secara maksimal memperlambat laju penuaan Anda dan mengembalikan badan yang lebih muda,” tulisnya dalam situs web tersebut.
Selama menjalani proyek tersebut, Johnson sudah bisa mengontrol pikirannya dengan tidak berbelanja, melihat ke dapur untuk mengonsumsi camilan, memesan piza, atau makanan penutup. “Ini adalah diri otonom saya,” paparnya.
Setelah dua tahun menjalani proyek ini, Johnson sudah merasakan manfaatnya, terutama pada bagian organ. Dalam data hasil pemeriksaan, ia memperoleh hasil optimal pada seluruh pengecekan, seperti BMI, glukosa, lemak, hingga kolestrol pada tubuh.