5 Jenis Obat Sesak Napas Yang Bisa Ditemukan Di Apotek – Sesak napas merupakan keluhan yang disebabkan bermacam-macam kondisi, salah satunya asma. Untuk mengatasinya, Anda bisa dengan mudah membeli obat sesak napas di apotek. Namun, pahami dulu jenis dan aturan pakai obat tersebut pada ulasan berikut ini.
Apa saja jenis obat untuk sesak napas?
Ketika sesak napas datang, Anda tentu merasa tidak nyaman. Pada pengidap asma, kondisi ini ditandai dengan napas pendek dan bahkan keluarnya suara alias mengi.
Dalam buku Clinical Methods: The History, Physical, and Laboratory Examinations, sesak napas atau dispnea digambarkan sebagai kondisi tidak mampu menarik napas dalam-dalam atau dada terasa sesak.
Kabar baiknya, obat bisa menjadi salah satu pertolongan untuk mengatasi masalah ini. Obat ini mudah ditemukan di apotek, baik obat resep maupun obat yang dapat dibeli secara bebas.
Tentunya, Anda perlu membeli jenis obat sesuai dengan penyebab sesak napas serta tingkat keparahannya. Berikut ini merupakan sejumlah obat sesak napas yang umum digunakan.
1. Obat kortikosteroid
Obat kortikosteroid digunakan untuk mencegah maupun mengatasi peradangan pada saluran pernapasan. Ini bekerja menekan produksi lendir dan mengurangi pembengkakan.
Dengan begitu, proses keluar-masuknya udara akan jadi lebih mudah sehingga gejala sesak napas yang dialami penderita asma dapat segera mereda.
Obat sesak napas kortikosteroid tersedia dalam sediaan, di antaranya oral, hirup, dan suntik.
Jenis obat ini hanya boleh digunakan dalam jangka pendek. Pasalnya, obat kortikosteroid ini menyimpan potensi efek samping yang serius bila digunakan dalam jangka panjang.
Salah satu obat sesak napas yang dapat dibeli di apotek tanpa harus menebus resep dokter ialah hidrokortison dosis rendah.
Sementara itu, jenis obat kortikosteroid berdosis tinggi yang penggunaannya harus dengan resep dokter antara lain:
- deksametason,
- prednison,
- betametason, dan
- metilprednisolon.
2. Bronkodilator
Bronkodilator berfungsi untuk melebarkan saluran napas sekaligus membuat otot-otot paru dan saluran pernapasan lebih rileks.
Alhasil, Anda pun bisa bernapas lebih lega dan nyaman kembali. Berdasarkan waktu kerjanya, obat sesak napas bronkodilator terdiri dari dua jenis, yakni reaksi cepat dan lambat.
- Reaksi cepat. Bronkodilator reaksi cepat diberikan untuk orang yang mengalami sesak napas secara tiba-tiba akibat peradangan dan penyempitan saluran napas, seperti pada serangan asma akut.
- Reaksi lambat. Bronkodilator reaksi lambat ditujukan untuk mengontrol gejala sesak napas pada pengidap penyakit paru-paru kronis (PPOK) atau asma kronis.
Berikut beberapa contoh obat bronkodilator yang paling umum digunakan.
- Beta-2 agonist, seperti salbutamol, salmeterol, dan formoterol.
- Antikolinergik, seperti ipratropium, tiotropium, dan glikopironium.
- Teofilin.
3. Obat alergi
Apabila sesak napas disebabkan oleh alergi, Anda mungkin membutuhkan obat alergi dengan kandungan antihistamin dan dekongestan.
Sebaiknya, selalu siapkan obat alergi ke mana pun Anda pergi. Hal ini bertujuan mencegah gejala asma saat alergi muncul secara tiba-tiba.
Anda bisa memperoleh obat ini secara bebas tanpa resep. Namun, pastikan Anda membaca dengan baik aturan pakai obat ini terlebih dahulu.
4. Obat pengencer darah
Sesak napas yang Anda alami kemungkinan juga dapat disebabkan oleh penggumpalan atau pengentalan darah dalam paru. Kondisi ini disebut juga dengan emboli paru.
Maka dari itu, dokter mungkin meresepkan obat-obatan pengencer darah untuk mengatasi emboli paru sehingga membantu mengurangi rasa sesak yang Anda alami.
Beberapa contoh obat pengencer darah yang umumnya diresepkan dokter antara lain:
- rivaroksaban,
- heparin, dan
- warfarin.
5. Obat untuk gangguan cemas atau panik
Penyebab sesak napas lainnya alah gangguan kecemasan atau anxiety disorder. Kondisi ini sering kali membuat pengidapnya mengalami serangan panik dan disertai sesak napas.
Oleh sebab itu, dokter Anda mungkin akan memberikan resep obat penenang. Obat ini bisa juga menjadi salah satu solusi untuk mengatasi sesak napas. Beberapa contoh obat penenang yang dapat dokter Anda resepkan yakni sebagai berikut.
- Selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI), seperti sertralin dan paroksetin.
- Serotonin and noradrenaline reuptake inhibitor (SNRI), seperti duloksetin.
- Benzodiazepine, seperti diazepam.
Jenis obat sesak napas berdasarkan jangka waktunya
Orang kerap kali menghubungkan sesak napas sebagai gejala asma. Meski tidak bisa sembuh, asma membutuhkan kombinasi pengobatan agar gejalanya tidak sering kambuh. Jika sesak napas yang Anda alami diakibatkan oleh asma, dokter mungkin akan meresepkan kombinasi obat-obatan seperti berikut ini.
1. Obat jangka panjang
Obat jangka panjang berfungsi mengendalikan dan mencegah kambuhnya gejala seperti dada sesak. Itu sebabnya, Anda harus meminum obat ini secara rutin dan bahkan setiap hari.
Beberapa contoh obat-obatan jangka panjang untuk pengidap asma, antara lain:
- inhaler kortikosteroid,
- teofilin,
- long acting beta agonists (LABA), dan
- leukotriene modifiers.
Sayangnya, beberapa obat tersebut mungkin tidak bisa dibeli sembarangan di apotek. Anda membutuhkan rujukan dokter untuk mendapatkannya.
2. Obat jangka pendek
Obat-obatan jangka pendek akan sangat menolong saat gejala asma kambuh tiba-tiba. Obat ini melonggarkan saluran napas agar Anda bisa bernapas lebih baik. Obat jangka pendek sebaiknya Anda bawa ke mana pun. Beberapa contohnya antara lain:
- short acting beta agonist,
- antikolinergik seperti ipratropium, dan
- suntikan kortikosteroid yang hanya diberikan saat gejala asma cukup parah.
Bacalah aturan pakai yang tertera pada label kemasan obat secara cermat dan teliti. Jangan ragu untuk bertanya langsung dengan dokter atau apoteker bila Anda belum paham cara pakainya.
Segera periksakan diri bila gejala asma tidak juga membaik, makin memburuk, atau Anda mengalami gejala tambahan yang tidak biasa. Makin cepat Anda mendapatkan penanganan dokter, makin baik pula efeknya untuk kesehatan Anda.
Bagaimana cara pemberian obat sesak napas?
Ada tiga jenis cara pemberian obat untuk sesak napas, yakni dihirup, diminum, dan disuntik. Obat hirup bekerja secara cepat karena langsung diberikan melalui saluran napas. Beberapa bentuk obat hirup yang umum digunakan yakni inhaler dan nebulizer.
Selain itu, ada juga obat dalam sediaan oral atau diminum. Namun, obat jenis ini bekerja lebih lama karena harus dicerna dan baru disalurkan ke seluruh tubuh lewat aliran darah.
Tidak hanya obat hirup dan minum, obat juga bisa diberikan dalam bentuk suntikan atau infus. Obat jenis ini biasanya digunakan dalam kasus sesak napas akibat asma alergi.