45 Tahun Berdiri, FIN Logistics Fokus Adopsi Teknologi Logistik – PT Fajar Insan Nusantara (FIN Logistics) baru baru ini menyelenggarakan perayaan ulang tahunnya yang ke 45. Paska pandemi 2020 lalu, industri logistik tanah air kembali mengeliat dengan pertumbuah 1,08 persen atau sebesar 699 triliun dibandingkan tahun 2021. Perusahaan yang didirikan oleh Sordjarwo Sudarmo tersebut telah bertumbuh menjadi salah satu pemain besar di Indonesia dengan lebih dari 300 jaringan di seluruh dunia pada 165 negara.
Managing DIrector FIN Logistics Andrianto Soedjarwo mengatakan, kedepannya manajemen akan memfokuskan pengembangan usaha lebih dalam lagi pada pasar domestik dengan melakukan investasi pada sumber daya manusia, infrastruktur dan teknologi. Pertumbuhan signifikan pada industri fast moving consumers goods ( FMCG) menjadi faktor pendorong kebijakan perusahaan dalam jangka panjang.
“Kami melihat ada tren positf pada sektor ini, meski terjadi pandemi dua tahun lalu. Masa pemulihan ini telah menunjukkan grafik kenaikan yang cukup tinggi sehingga mendorong industri logistik dalam negeri juga merasakan dampak positif dari adanya pertumbuhan FMCG. Termasuk juga pasar yang semakin mengeliat yang memengaruhi kebutuhan belanja produk impor yang semakin tinggi,” tuturnya saat dihubungi di Jakarta (3/10).
Dari sisi teknologi, tambah Andrianto, FIN Logistics akan terus mengadopsi perangkat lunak dan solusi-solusi praktis dari pihak ketiga agar bisa memberikan layanan yang lebih optimal lagi kepada pelanggan-pelanggannya, seperti GPS Tracker, manajemen order, monitoring pengiriman, manajemen armada dan sopir, custom report dan sebagainya.
“Kita hidup di era perilaku pelanggan yang sudah berbeda dibandingkan 10 tahun yang lalu. Tuntutan mereka bukan saja barang yang dipesan bisa sampai 2 atau 3 hari, namun sudah sampai pada ekspektasi untuk menerima pesanan dalam hitungan maksimal 1 hari, bahkan dalam hitungan jam. Ini terjadi terutama pada industri e-commerce. Karena itu, teknologi bukan lagi sebagai sesuatu yang nice to have bagi kami, tapi sudah menjadi must-have bagi FIN Logistics.”
Dalam perjalanan selama 45 tahun ini, tambahnya, pencapaian perusahaan dari sisi operasional tidak saja menjangkau 34 provinsi, namun juga lokasi-lokasi terpencil antar pulau khususnya kawasan 3T (terluar-terdepan-tertinggal) yang juga turut memberikan pergerakan pada roda ekonomi nasional.
“Sebagai sebuah perusahaan lokal, FIN Logistics hadir untuk turut berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi kedaerahan dan nasional. Logistik adalah industri yang menyasar segala segmen masyarakat, mulai dari daerah perkotaan hingga daerah terpencil yang bahkan infrastruktur transportasinya masih minim. Di sinilah kita mengambil peran,” imbuhnya.
Andrianto pun menegaskan bahwa usia 45 tahun ini tidak berarti FIN Logistics akan berhenti melakukan inovasi. Kolaborasi dengan pemain industri lain serta lembaga pemerintah merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mendengarkan ide-ide baru yang bisa menghasilkan solusi-solusi baru.
“Sebagai industri yang dinamis, logistik terus akan mengalami evolusi baik dari sisi teknis maupun etis. Dari sisi teknis, kita akan terus berupaya melihat apa yang perlu diperbaiki sehingga bisa memberikan layanan yang lebih maksimal bagi pelanggan dan pemangku kepentingan. Sedangkan dari sisi etis, kita akan terus menjalin komunikasi dengan pemerintah tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait dengan regulasi. Sebab regulasi bisa berubah dan kami akan terus menjalankan perusahaan ini mengkuti rel peraturan yang ada.”
FIN Logistics didirkan pada Agustus 1977, dengan jumlah tim saat itu masih tiga orang. Dalam kegiatan seremoni perayaan ulang tahun ke-45 pada 16 September lalu, pihak manajemen mengundang mitra, pelanggan dan perwakilan lembaga pemerintah yang selama ini turut membersamai perjalanannya.
“Ini saatnya bagi kami untuk mempersiapkan pemimpin perusahaan masa depan. Sebab regenerasi kepemimpinan merupakan nadi dari sebuah organisasi bisnis,” tutupnya.
“Kita hidup di era perilaku pelanggan yang sudah berbeda dibandingkan 10 tahun yang lalu. Tuntutan mereka bukan saja barang yang dipesan bisa sampai 2 atau 3 hari, namun sudah sampai pada ekspektasi untuk menerima pesanan dalam hitungan maksimal 1 hari, bahkan dalam hitungan jam. Ini terjadi terutama pada industri e-commerce. Karena itu, teknologi bukan lagi sebagai sesuatu yang nice to have bagi kami, tapi sudah menjadi must-have bagi FIN Logistics.”
Dalam perjalanan selama 45 tahun ini, tambahnya, pencapaian perusahaan dari sisi operasional tidak saja menjangkau 34 provinsi, namun juga lokasi-lokasi terpencil antar pulau khususnya kawasan 3T (terluar-terdepan-tertinggal) yang juga turut memberikan pergerakan pada roda ekonomi nasional.
“Sebagai sebuah perusahaan lokal, FIN Logistics hadir untuk turut berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi kedaerahan dan nasional. Logistik adalah industri yang menyasar segala segmen masyarakat, mulai dari daerah perkotaan hingga daerah terpencil yang bahkan infrastruktur transportasinya masih minim. Di sinilah kita mengambil peran,” imbuhnya.
Andrianto pun menegaskan bahwa usia 45 tahun ini tidak berarti FIN Logistics akan berhenti melakukan inovasi. Kolaborasi dengan pemain industri lain serta lembaga pemerintah merupakan salah satu cara bagi perusahaan untuk mendengarkan ide-ide baru yang bisa menghasilkan solusi-solusi baru.
“Sebagai industri yang dinamis, logistik terus akan mengalami evolusi baik dari sisi teknis maupun etis. Dari sisi teknis, kita akan terus berupaya melihat apa yang perlu diperbaiki sehingga bisa memberikan layanan yang lebih maksimal bagi pelanggan dan pemangku kepentingan. Sedangkan dari sisi etis, kita akan terus menjalin komunikasi dengan pemerintah tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait dengan regulasi. Sebab regulasi bisa berubah dan kami akan terus menjalankan perusahaan ini mengkuti rel peraturan yang ada.”
FIN Logistics didirkan pada Agustus 1977, dengan jumlah tim saat itu masih tiga orang. Dalam kegiatan seremoni perayaan ulang tahun ke-45 pada 16 September lalu, pihak manajemen mengundang mitra, pelanggan dan perwakilan lembaga pemerintah yang selama ini turut membersamai perjalanannya.
“Ini saatnya bagi kami untuk mempersiapkan pemimpin perusahaan masa depan. Sebab regenerasi kepemimpinan merupakan nadi dari sebuah organisasi bisnis,” tutupnya.